Cinta Segi Ruwet...
Namanya juga cinta. Kadang sedih kadang seneng, kadang kita ngerasa konyol, kadang ngerasa bodoh, kadang ngerasa jleb, kadang emosi kadang juga kangen. Ya begitulah cinta.
Setiap hari saya bertemu dengan banyak orang. Dengan bos, dengan karyawan, dengan security, dengan istri bos, anaknya bos, sampai pernah saya bertemu mertua bos.
Pekerjaan saya hanya seorang cleaning service. Walaupun saya hanya berjabatan rendah saya berjanji akan menjadi cleaning service yang terbaik. Ya, kalau kamu tidak bisa jadi jalan raya jadilah jalan setapak yang menghubungkan ke mata air. Benar bukan?
Setelah bekerja saya lanjut untuk menimba ilmu di salah satu universitas. Saya mengambil kelas malam. Kata ibu saya, pendidikan itu penting, jadi tidak perlu bermewah-mewah asal pendidikan harus tinggi.
Salah satu dosen saya, bu rahmi, sering menjadi tempat curhat saya begitupun dia. Kami sering sharing masalah apapun dari urusan perkuliahan sampai urusan pribadi.
Saat ini bu rahmi sedang menjalani ta'aruf dengan seorang pria. Pria ini dikenalnya dari teman ayahnya.
Dia bercerita, sebenarnya dia punya pilihannya sendiri, yang sedang kuliah di negeri orang, Belanda. Tapi ayahnya tidak bisa menunggu lagi.Ya, bu rahmi memang sudah tidak muda lagi. 29 tahun, umur yang telah matang untuk sebuah komitmen. Walaupun acara ta'aruf ini tidak dia terima sepenuhnya tapi dia tetap menghargai ayahnya. Orangtua selalu ingin yang terbaik untuk anaknya. Begitulah kata ayahnya bu rahmi.
......
Waktu terasa cepat hari ini. Di meja resepsionis, ada 2 orang wanita yang berbeda generasi. Seperti sedang marah-marah. Ya memang mereka sedang emosi, berteriak-teriak sambil menggebrak-gebrak meja resepsionis. Mereka menuntut ingin bertemu si Bos.
Kata wanita setengah baya itu, anaknya telah hamil atas perbuatan si Bos (katanya). Mba mila, sang resepsionis, kebingungan menghadapi ibu dan anak itu. Si Bos pun sedang tak ada di ruangannya. Mba Mila telah menjelaskan pada ibu itu, tapi dia tak mau mengerti, dia mau ketemu Bos sekarang juga. Akhirnya saya mencoba membantu mba Mila yang seharusnya sudah pulang setengah jam lalu, setelah 15 menit kemudian ibu dan anaknya, yang bernama indira, mau mengerti dan dengan terpaksa pulang tanpa ada hasil apapun.
Saya agak terkejut mendengar si Bos seperti itu. Karena kesehariannya si Bos, orangnya sopan dan ramah.
.........
Keeesokannya bu Rahmi bercerita dia telah bertemu calonnya kemarin. Dan dia sangat senang, katanya orangnya baik dan terlihat sangat tampan dan mapan. Bu Rahmi bersemangat sekali bercerita calonnya tersebut. Saya pun sangat senang jika bu Rahmi senang.
Pada saat di jalan saya melihat istri si Bos sedang bermesraan dengan seorang pria muda, mungkin seumuran dengan saya. Saya tidak mau berspekulasi terlalu jauh, saya tidak punya masalah dengan hidup orang lain, tapi jika itu anaknya pastilah tidak mungkin.
........
Hari ini Indira dan ibunya kembali lagi ke kantor, dan tetap memaksa untuk bertemu si Bos, yang baru saja terbang ke Singapure untuk urusan bisnis. Ibunya Indira makin naik pitam, dia terus marah-marah tanpa memberi kesempatan mba Mila untuk berbicara. Dia memaksa masuk ke ruangan si Bos. Dan benar saja nihil hasilnya.
.......
Sudah waktunya makan siang, saya pun harus mengisi perut sejenak, ternyata saya bertemu dengan Indira bersama seorang pria yang sebaya. Dan wajah itu tak asing, dia adalah anak nya si Bos. Mereka terlihat mesra walaupun di tempat umum seperti ini. Saya berusaha tidak melihat. Setelah kira-kira 10menit, anak si Bos pergi meninggalkan Indira. Dengan sedikit ragu saya menghampiri Indira yang terlihat agak kaget. Saya tidak bermaksud untuk ikut campur tapi ternyata Indira lah yang menceritakan permasalahannya. Memang terdapat skandal si Bos dengan Indira, tapi saat itu Indira sedang mempunyai hubungan special dengan anaknya si Bos. Tanpa Indira tau kalau kedua pria itu ada hubungan darah. Indira pun tak tau anak dalam kandungannya itu adalah anak hasil benih siapa. Indira jug merasiakan semua ini dari si Bos dan anaknya Bos. Indira cerita, kalau dia begini hanya karena materi. Dia harus membiayai adeknya yang masih kuliah. Dan bapaknya yang sudah 5 bulan di rumah sakit. Satu sisi kasihan melihat wanita cantik ini, tapi hal yang dia lakukan tidak ada benarnya.
......
Bu Rahmi ingin menjodohkan saya dengan murid kelas sebelah. Katanya anaknya pintar, giat dan juga baik.
Sebenarnya saya kurang tertarik karena hidup saya sudah ribet dengan urusan saya sendiri, saya sampai lupa saya juga butuh cinta. Menurut saya cinta itu munafik. Ibu saya di tinggal oleh ayah saya yang entah bagaimana bentuknya. Si Bos bermain api dengan pacar anaknya sendiri, lain lagi dengan istrinya yang terlihat mesra dengan pria muda. Jadi apa kan masih ada cinta murni? Bullsh*t.
Tapi biarlah bu Rahmi ingin sekali mengenalkan saya pada murid kebanggaannya itu. Saya menurut saja, karena bu Rahmi itu sudah seperti kakak saya sendiri.
Namanya Dimas, ya memang Dimas adalah pribadi yang santun dan sangat baik. Dia mau menerima saya apa adanya. Tapi saya belum terlalu memikirkan hal yang jauh, saya hanya ingin berteman dengan Dimas.
.......
Hari ini bu Rahmi ingin mengajak saya dan Dimas untuk makan malam bersama dia dan tunangannya. Saya pun mengiyakan permintaan bu Rahmi. Saya dan Dimas telah menunggu cukup lama.
Sejam sudah berlalu. Dan akhirnya bu Rahmi muncul dengan menggandeng seorang pria. Si Bos.
Saya sangat kaget bercampur salah tingkah. Saya bingung harus berbuat apa saat itu. Saya berpura-pura tenang. Dan tetap mempertahankan senyum saya. Begitu pun dengan si Bos yang terlihat sangat salah tingkah.
Tanpa bisa di hindari kami tetap makan bersama saat itu. Saya berpura-pura tidak mengenal si Bos. Kami tidak banyak bicara malam itu. Bu Rahmi lah yang berbicara banyak. Dan malam itu makan malam terenak dan sekaligus terburuk yang pernah saya makan. Makan dengan orang yang busuk yang pintar menyimpan rahasia.
......
Saya pun mencoba untuk melihat sekali lagi, apakah itu Dimas sungguhan atau hanya bayangan saja. Saya berpapasan dengan istri si Bos yang sedang menggandeng pria muda. Dimas. Saya pun melihat keduanya yang melihat saya dan terlihat sangat kaget. Saya segera bergegas menjauhi mereka. Benar apa yang saya bilang "Cinta itu Munafik" .
Dimas dan saya ternyata tidak berhasil. Tidak jauh dengan kisahnya bu Rahmi. Si Bos mengaku kalau dia telah beristri dan mempunyai anak. Si Bos memang sangat awet muda, wajahnya tak setua umurnya. Jelas saja bu Rahmi tertipu.
.......
Indira kembali lagi ke kantor, kini dia tidak bersama ibunya tapi kini dengan adiknya. Adiknya yang dia banggalan akan sukses karna dia mati-matian membiayai adiknya tersebut. Saya masih sangat shock dengan skandal Dimas dan istri si Bos. Sekarang saya makin shock ternyata Dimas adalah adiknya Indira. Kelakuan kakak nya tidak jauh dengan kelakuan adik laki-lakinya itu yang menjadi simpanan istri si Bos.
Dan di ruangan si Bos sedang terjadi pertengkaran hebat antara si Bos dengan Istrinya. Indira memaksa masuk dan makinlah terjadi pertengkaran yang harus di pisahkan oleh security. Disitu istri si Bos tau kalau pacarnya itu adalah adik dari selingkuhan suaminya. Dan Indira masih meminta pertanggung jawaban si Bos atas perbuatan mereka.
.......
Akhir cerita, si Bos dan istrinya resmi berpisah. Dimas dan istri si Bos juga sudah tidak bersama-sama lagi.
Indira pun melahirkan anak perempuan yang cantik di dampingi suaminya. Si Bos. Dan si Bos ingin tau apakah anak cantik itu adalah darah dagingnya atau bukan. Tes DNA pun di lakukan dan hasilnya anak cantik itu bukanlah anaknya. Tapi si Bos sudah terlajur cinta pada Indira.
Dan bu Rahmi pun menyusul pilihan hatinya ke Belanda.
Dan ini adalah cinta segi...... Cinta segi ruwet yang pernah saya lihat.