Sunday, December 30, 2012

3.2.1. (pria.hati.wanita)



  Raya yang seorang penari, sedang berada dihari yang bersejarah buatnya.

            Raya sedang mengikuti audisi untuk sebuah beasiswa. Ini penting untuk raya, raya menantikan beasiswa ini dari dulu. Beasiswa ini diadakan untuk mencari orang-orang yang berbakat di bidang seni. Dari mulai penari, penyanyi, pelukis, sampai photographer. Ada 4 kategori beasiswa yang diberikan. Raya adalah salah satu peserta yang diundang untuk mengikuti beasiswa ini.

            Raya seorang penari tradisional yang sangat cantik, Garaya Salsabila. Dia sangat mempunyai bakat menari. Sampai pada akhirnya dia dapat undangan untuk mendapat beasiswa ke Paris.

            “Garaya, coba kamu tampilkan satu tarian yang sangat ndah untuk jiwamu dan kami akan bisa menilaimu.” Kata salah satu juri di depan raya

Raya mengangguk dan segera dia menampilkan tarian tradisional dari daerah tanah sunda. Sebuah tarian yang menceritakan tentan kesenangan dan tiba-tiba berubah menjadi kesedihan. Dengan tarian raya bercerita. Dengan tarian raya seakan tertawa lalu menangis. Tarian raya begitu indahnya sampai setelah dia selesai menari, para juri memberikan standing applaouse untuk raya.

Jelas raya berhasil mendapatkan beasiswa itu. Setelah proses audisi selesai, raya dan para beswan lain dikumpulkan di satu karantina. Kita sebut ini karantina seni. Betapa bahagianya jika kalian para pecinta seni tinggal di tempat ini. semua yang mereka lakukan hanyalah tentang seni. Mereka bisa menari, menyanyi dalam satu waktu yang bersamaan. Dengan seni mereka semua menjadi hidup. Seni adalah jantung mereka. Raya yang terus berlatih membuat dia makin handal memainkan seluruh elemen tubuhnya itu.

            Dari kejauhan terlihat seorang pria yang memperhatikan raya. Pria yang menjadi primadona di karantina ini. semua wanita selalu senang jika di ajak bicara oleh pria ini. tapi entah kenapa raya menganggap pria ini penggangu hidupnya. Pengganggu konsentrasi latihannya. Karna tatapannya dan lensa kamera nya yang terus memotret raya itu yang buat raya jadi gak fokus sama latihannya.

            “huh! Sampe kapan kamu disitu dan ngeganggu aku ! Aku butuh konsentrasi!” kata raya membentak pria itu.

            “kau butuh konsentrasi dan aku butuh inspirasi, kita seimbang kan?” kata pria itu dengan tenang

            “cari lah inspirasi di tempat lain, jangan disini!” kata raya dengan nada jengkel

            “kalo aku gak mau gimana? Hah?”

            “oke aku yang pergi!” kata raya kesal

            Pria itu hanya tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan tersenyum kecil, setelah melihat hasil jepretannya.

Lalu dia pergi mencari sudut untuk dia bisa meneruskan latihannya yang sempet terhenti oleh pria menjengkelkan tadi. Sampai raya di suatu sudut, tiba-tiba dia melihat seseorang.

            “Galang? Kamu galang kan?” kata raya pada seorang pria yang sedang duduk sambil menggambar suatu objek

            Pria itu menengok, dan kaget mheliat orang yang dulu sempat dikenalnya.

            Raya dan galang pernah punya cerita sewaktu mereka kecil.

            “kalo nanti aku udah setinggi ayah, aku mau nikah sama  kamu. Kata ayah laki-laki dewasa harus memilih satu wanita yang cantik untuk dinikahi.” Kata galang

            “emang nikah itu apa lang? “ kata raya

            “ aku juga gak tau nikah itu apa, tapi kamu kan cantik, nah kamu juga wanita, jadi kayaknya aku akan nikah sama kamu aja deh” kata galang

            “iya aku juga deh nikah nya sama kamu aja, emang yang nikah itu mesti setinggi ayah mu?” kata raya

            “iya kalo aku udah setinggi ayahku, baru nanti aku nikah sama kamu ya ay. Aku janji” kata galang lagi

            “oh iya, kata ayah kalo orang menikah itu harus punya tanda, nih aku punya pin power ranger, ini tanda aku akan nikah sama kamu ya ay, “ lalu galang dan aya tersenyum

            Itu sepenggal cerita mereka saat mereka kecil dulu. Raya dan galang sangat polos saat itu, entah mereka mengerti atau engga, mereka berjanji akan menikah jika sudah besar nanti.

            Tapi nampaknya raya tidak bercanda dengan kata-katanya itu, raya masih berharap galang lah yang akan menikahinya nanti.

            Raya dan galang sempat terpisahkan, lantaran ayah raya yang seorang kepala polisi, dipindahtugaskan ke Sulawesi. Raya memang sering pindah2 sekolah dan pindah rumah. Saat itu raya gak sempat ngucapin selamat tinggal pada galang. Karna pada saat raya pindah galang lagi berlibur ke luar kota sama keluarganya.

            Mulai dari situ, raya tidak mau punya teman lagi. Karena dia takut kalo harus melupakannya seperti galang. Jadi teman raya semasa kecil yang masih raya ingat sampai saat ini ya galang seorang. Dan sekarang dia bertemu lagi di karantina ini, bukan sesuatu yang kebetulan kan?

            “galang, kamu apa kabar? Aku kangen kamu lang..”

            “bukan, aku bukan galang, aku gilang!” lalu gilang segera pun pergi meninggalkan raya

            Gilang permadi. Adalah kembaran Galang Prakoso. Raya akrab dengan galang tapi tidak dengan gilang. Sikap gilang yang unfriendly membuat raya tidak suka padanya. Memang mereka kembar identik. Dan raya sedih kenapa gilang yang dia temui, kenapa bukan galang.

            “Hey, gilang tunggu sebentar! Tunggu! Hey!” raya langsung mengejar gilang

            “aku mau Tanya galang dimana? Aku mau ngejelasin ke dia alesan aku kenapa aku gak pamit ke dia waktu itu, please gilang, kasih tau aku dimana galang. Atau sekedar nomer teleponnya galang gitu? Aku mohon gilang  sama kamu” raya memohon pada gilang

            “galang marah sama kamu, dia benci sama kamu. Mending kamu gak usah nanya-nanya tentang dia!” kata gilang dengan wajah dingin dan lalu pergi meninggalkan raya

            Gilang gak pernah berubah, selalu sama. Datar dan dingin sikapnya sama raya. Raya hanya bisa menangis. Dan raya gak tau kenapa dia bisa menangis. Mungkin dia merasa bersalah pada galang.

            Akhirnya raya hanya bisa pasrah. Dan satu-satunya jalan ketemu galang adalah gilang. Raya berusaha mendekati gilang. Supaya dia mau ngasih tau dimana keberadaan saudara kembarnya tersebut.

            Tapi raya juga harus fokus untuk pertunjukannya minggu depan. Karena minggu depan adalah hari dimana semua beswan menunjukan bakatnya sebelum mereka berangkat ke university of art di paris.

            Di suatu tempat dekat danau raya berlatih. Disitu cukup sepi, karena kebanyakan para penari berlatih secara indoor. Tapi raya beda, raya ingin tempat yang tanpa batas untuk dia menari. Gerakan tangan yang di kombinasikan dengan gerakan kaki yang indah, ngebuat raya tampak sempurna. Dengan wajah khas tanah sunda, dan menarikan tarian dari daerah asalnya tersebut, raya sungguh cantik. Seperti putri dari khayangan yang sedang singgah di danau sebentar. Dimana ada putri itu sedang berbicara pada dunia melalui tariannya. Dimana ada putri di situ pasti ada pangeran kan?

            “bisa gak kamu jangan banyak gerak?” kata seorang yang sama yang waktu itu mengganggu raya

            “kamu tuh gak bisa liat orang latihan dengan tenang ya? Kita dari bidang yang beda ya, jadi kamu ya fokus dengan fotomu dan aku fokus dengan tarianku. Jangan saling mengganggu!” kata raya kesal yang hampir jatuh karena di kagetkan oleh suara klik khas kamera pria itu

            “kalo Cuma diliat aku sama kameraku doang aja kamu gerogi, gimana di malam pertunjukan nanti, ada 1500 orang yang melihat show kamu! Aku sih gak ngerti tarian, nah kalo nanti, semua pekerja seni datang, dari berbagai bidang. Pasti mereka ngerti gimana seseorang perform, dengan baik atau engga. Kalo seorang performer gerogi, mereka juga akan tau pastinya kan?” kata pria itu agak setengah mengejek

            “hey Mr. ikut campur! Kamu gak usah campuri urusan aku, urus urusan kamu sendiri, foto dan kamera mu, emang sudah bagus? Hah?” kata raya yang benar-benar emosi

            “makanya aku mau cari objek hidup yang bagus, kamu lah yang paling mendekati sempurna disini. Eh jangan geer dulu ya, muka kamu unik, jarang ada orang yang punya. Aku mau kamu jadi model fotoku, gimana?”

            “gak akan aku jadi model foto mu, aku bisa alergi di foto oleh kamera usang mu itu!”

            “wow, sombong sekali, berapa kali kamu gatel-gatel selama disini?” Tanya pria itu lagi

            “hah? Maksud kamu apa?” Tanya raya bingung

            “nih semua foto mu yang aku ambil dari jauh dengan si jono ku ini” lalu pria itu ngasih setumpuk foto-foto raya saat dia latihan, saat dia ngobrol, saat dia tertawa.

            Raya terkejut, ngeliat itu. Ternyata dia benar-benar menjadikan raya sebagai objek fotonya.

            “ada 2 hal yang aku mau ngomong ke kamu! Pertama, aku gak suka kamu ambil foto aku secara diam-diam begini. Kedua, nama kamera mu itu gak menjaul banget. JONO!”

            *ckreeek, tiba2 pria itu mengambil foto raya saat dia lagi memasang tampang kesal.

            “haha, kamu terlihat natural, ekspresi ini yang belum aku punya, kenalin, aku yura. Kamu? Oh kamu Garaya kan?” kata yura

            “kamu tuh ngeselin banget ya, ihhhhhh. Darimana kamu tau nama aku! Hah!”

            “itu dari nametag kamu tuh, semua orang bisa baca kok haha, yaudah ah aku udah dapet  ekspresi yang bagus, cukup untuk jepret-jepret nya hari ini. kamu jangan terlalu keras berlatih ya, garaya, gak baik. Bye..” kata yura sembari mengacak2 lembut rambut raya. Dan pergi meninggalkan raya yang hampir mati karna kesal, sambil bersiul ringan.

            “iiiiiiiihhhhhhh bener-bener ngeselin tuh orang!” raya yang masih kesal lalu melihat gilang melintas 100 meter darinya

            Langsung mood nya berubah.

            “lang! gilaaaaang!, tunggu.”

            “apalagi sih!” kata gilang dingin

            “kita makan siang bareng yuk, aku mau ngobrol2 sama kamu. Mau ya?” kata raya

            Tanpa kata tanpa ekspresi gilang langsung pergi gitu aja dari hadapan raya. Raya pun sedih ngeliat hal itu. Dia bener-bener dibuat kesal oleh 2 orang di karantina ini. yura dan gilang. Dia semakin berharap bisa ketemu galang.

            “lang, kamu dimana? Aku ngeliat gilang disini, aku  kangen kamu lang. aku mau minta maaf sama kamu. Maafin aku lang….”

            Bertumpuk2 kertas yang berisi kata-kata maaf untuk galang. Setelah raya pergi ke Sulawesi, setiap harinya raya menulis surat untuk galang dalam secarik kertas. Sudah berates-ratus kertas untuk galang yang selalu raya bawa. Galang adalah cinta di hati raya. Raya masih yakin suatu saat dia akan menikah dengan galang. Sesuai janjinya pada galang, dan janji galang pada raya. Dan raya selalu membawa pin power ranger yang galang kasih untuk raya waktu itu. Karena hanya itu, benda kenangan untuk raya dari galang.

            Pada saat makan siang di kantin asrama.

            “aku boleh duduk disini? Kata raya pada gilang

            Gilang acuh tak acuh pada raya. Dan raya segera duduk, tanpa persetujuan gilang

            Lalu raya mengeluarkan setumpuk kertas yang ia tulis untuk galang.

            “kalo kamu gak mau ngasih tau galang dimana, aku mau titip ini untuk dia. Selama aku pergi, aku selalu tulis surat untuk dia, surat yang gak pernah aku kirim ke dia. Karena aku gak berani aku takut galang gak bales surat-surat aku ini.” kata raya

            Gilang hanya mengangkat sebelah alisnya saja, itu tandanya dia “agak” terkejut.

            “aku mohon sama kamu gilang. Aku Cuma minta kasih tau dimana galang, atau gak, nomer teleponnya galang.” Raya memohon

            Tapi orang yang gak di duga muncul.

            Galang.

            Ternyata galang ada di asrama ini juga. Dia jadi beswan juga sama seperti gilang dan raya.

            “ga. Ga. Galang?” kata raya kaget

            Galang pun kaget dan langsung mendekat ke meja gilang dan raya.

            “aku kok gak pernah liat kamu?”

            Tanpa banyak kata galang memeluk raya. Dan mereka meneteskan air mata rindu yang selama ini tertahan.

            Tapi melihat hal itu gilang langsung pergi tanpa sebab. Mungkin karena makanannya telah habis juga, dan dia gak mau mengganggu sodara kembarnya juga.

            “ini apa ay?” galang menunjuk surat2 raya untuk dirinya

            “ini semua, surat-surat buat kamu, isinya permintaan maaf aku ke kamu. Karena aku gak pernah pamit sama kamu lang.” kata raya

            Galang bener-bener terkejut, galang gak bisa berkata apapun. Galang meneteskan air mata. Tanda galang sudah memaafkan raya, sejak lama.

            “aku gak tau kamu di asrama ini juga, gilang gak pernah cerita ke kamu?” kata raya

            “aku sama gilang jarang ngobrol, kita Cuma ngobrol seperlunya aja ay, ya kamu tau lah. Aku juga jarang banget makan di kantin ini, aku biasanya makan di kantin depan. Jadinya gak pernah sekalipun liat kamu ay” kata galang

            “aku jarang makan di kantin juga lang, seringnya aku makan di dekat danau atau di luar, aku sambil nyari inspirasi gerakan untuk tarian aku. Pantes kita gak pernah ketemu ya, padahal udah 10 hari disini”

            “oke jadi kita tau kan tempat ketemu untuk kita dimana?” kata galang

            “dikantin jam makan siang!” kata raya dan galang berbarengan

            Lalu canda tawa mereka terdengar jelas. Mereka bahagia ketemu teman lama. Khususnya raya yang bahagiaketemu lagi dengan galang. Cinta di hatinya. The one and only.

            Galang yang telah berada di kamar, membuka surat2 yang dikasih raya tadi siang. Surat-surat yang belum sempat jatuh ke tangan tukang pos. tapi langsung di berikan ke galang.

            Salah satu surat yang di ambil galang secara ngacak. Ternyata tanggal itu hari dimana mereka berjanji akan menikah saat mereka sudah besar nanti. Raya masih sangat tanggal itu, 7 juli 1997. Tanggal yang unik. Dan tanggal yang istimewa untuk raya dan galang.

“Jakarta, 7 Juli 2003.

Hai galang, kamu inget ini hari apa? Ini hari tepat 6 tahun kita berjanji. Kamu masih inget kan janji itu lang? semua memori kita selalu ada di hati dan otakku. Di hari istmewa ini aku mau minta maaf untuk ke berapa ratus kalinya, karena aku gak bisa ngucapin setidaknya “selamat tinggal” untuk kamu, karena waktu itu kamu lagi berlibur ke bali. Dan tiba-tiba ayah ku harus pindah tugas kesulawesi. Sekarang aku udah pindah lagi ke Jakarta. Kayaknya aku menetap di Jakarta deh lang. aku gak pindah-pindah lagi. Kamu main ya kesini. Bandung-jakarta kan gak jauh, Hehe. Oh iya, pin power rangers yang kamu kasih ke aku masih aku simpen loh sampe sekarang. Dan terakhir aku mau ngasih kamu puisi gitu deh. Tadi di sekolah aku suruh buat puisi, dan hasilnya seperti ini.

“Kau adalah mimpi-mimpi dimana aku, belum sempat tertidur. Kau adalah air di saat aku belum kehausan. Kau adalah embun yang menetes saat hari masih gelap. Kau adalah kata disaat aku belum mengenal huruf. Kau datang di saat belum ku butuhkan. Kau hijau disaat aku masih menjadi kuning bahkan merah. Kau adalah tua disaat aku baru remaja. Kau sudah siapkan aku kepompong disaat aku baru saja menjadi ulat. Kau adalah mekar saat aku baru menjadi kuncup. Kau adalah B dimana aku masih berada di A. Kau adalah kebutuhanku, bukan sekedar orang yang berjalan disampingku. Kau pagi disaat aku masih baru mulai bermimpi. Itulah kamu yang selalu menyiapkan jalan untuk aku melangkah……………..”



                                                                                                                Salam rindu

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    Garaya Salsabila



           

Galang terharu baca surat dari raya. Tapi galang sedikit bingung dengan surat ini.

Keesokkan harinya pas jam makan siang….

            “ay, aku baca surat kamu ini. emang kita pernah janji apa ay?” kata galang

            Raya terkejut mendengar kata-kata galang. Ternyata galang lupa akan janjinya pada raya.

            “ kamu gak inget lang? beneran gak inget? Sama pin itu juga kamu gak inget?”

            Galang menggelengkan kepala. Dan raya terlihat sedih.

            “hey garaya, hari ini si jono belum ngeliat kamu nih! Aku boleh gabung kan?  Eh galang, boleh gabung kan lang?”  kata yura

            “hey ra, boleh lah. Sini gabung” kata galang

            “kamu kenal lang sama Mr. ikut campur ini? oh my god!”

            “Dia temen sekamar ku ay”

            “oh jadi ini cewek cantik yang jadi objek fotomu, yang gak pernah boleh aku liat? Hahaha dia mah temen kecilku ra” kata galang

            “hah? Kamu temen an dari kecil? Berarti saingan aku berat dong ya?” kata yura

            Raya masih terlihat kaget

            *cekreeek “nah ini yang paling aku suka, wajah kamu unik ray, apalagi pas lagi kaget gitu” kata yura setelah memfoto wajah kaget raya

            “lang, aku udah selesai makannya! Aku gak mood makan, bye galang” kata raya yang terlihat kesal dan lalu pergi meninggalkan galang dan yura.

            Raya menuju studio tari untuk latihan rutin. Untuk mempersiapkan penampilannya yang tinggal beberapa hari lagi. Raya berusaha semaksimal mungkin. Raya benar-benar matang dalam hal tariannya. Raya terlihat indah dengan segala gerakannya yang beragam.

            Setelah akan kembali ke asrama putri, raya bertemu gilang di danau. Dari studio tari menuju asrama putri memang melewati danau yang indah.

            “ay! Raya! Tunggu!” panggil gilang

            Raya kaget jarang sekali gilang mau ngomong sama dia.

            “eh, kenapa gilang?” kata raya kaget

            “kamu buru-buru ga?” kata gilang dengan tampang flat

            “engga, tapi aku bau nih abis latihan mau mandi dulu ya!” kata raya

            Gilang langsung menarik tangan raya dan duduk di dekat danau. Raya dengan terpaksa mengikuti gerakan gilang, raya duduk di sebelah gilang

            “kenapa sih kamu gilang?” kata raya bingung

            “kembaliin pin power ranger itu!” kata gilang dingin

            “hah? Kok kamu tau tentang pin itu? Galang udah inget ya? Galang udah cerita ke kamu ya? “ kata raya bersemangat

            “mau sampe kapan juga galang gak akan tau soal pin itu, itu pin aku! Sekarang balikin!” kata gilang

            Raya kaget, raya bingung. “maksud kamu apasih? Pin itu galang yang kasih untuk aku”

            “kamu masih belum ngerti juga ya oke aku ceritain yang sebenernya dan kamu jangan banyak omong!” kata gilang dengan tampang dingin

            “waktu itu, kamu main kerumah aku dan aku yakin kamu nyari galang. Waktu tanggal 7 juli itu galang lagi di ajak ibu ke mall, aku kebetulan gak ikut. Dan kamu pasti sedih kalo kamu gak ketemu galang, aku gak mau ngeliat kamu sedih. Jadi aku pura-pura menjadi galang. Aku paling gak bisa liat kamu sedih ay” kata gilang

            Raya terlihat kaget, dan raya terlihat sangat kecewa

            “kamu tau gak? Karena kamu, maksud aku galang janji akan nikahin aku nanti suatu saat, dari situ aku sangat berharap hal itu akan menjadi nyata, dan sekarang ternyata itu Cuma kebohongan dan rekayasa kamu! Kamu bener-bener jahat gi!.... aku…” kata raya sambil nangis

            Sebelum raya menyelesaikan kalimatnya gilang langsung memeluk raya.

            “menurut kamu siapa yang selalu ngelap air mata kamu? Siapa yang ngejagain kamu? Siapa yang ngebela kamu waktu kamu di ganggu sama geng nya dido? Siapa yang selalu buat kamu senyum setelah kamu nangis, siapa yang selalu jadi back up nya galang kalo galang gak ada dan kamu butuh dia? Siapa ay siapa? Galang emang selalu ada buat kamu? Galang itu selalu ada buat senyum kamu tawa kamu canda kamu, dan aku yang selalu menikmati tangis kamu, setelah aku buat kamu senyum galang lah yang selalu menikmati senyum kamu. Aku sayang kamu, makanya waktu tanggal 7 juli itu aku janji suatu saat akan nikah sama kamu. Aku yang selalu nunggu kamu balik ke bandung, setelah kamu pergi gitu aja. Aku yang selalu mikirin kamu. Emang setelah kamu pergi galang sedih? Galang gak pernah bener-bener ngerasa kehilangan kamu, galang langsung nyari pengganti kamu. Dia juga sekarang udah punya pacar di bandung. Namanya Riska, kalo kamu gak percaya kamu boleh Tanya langsung sama dia ay!” kata gilang dengan penuh emosi bercampur di hatinya

            “tapi kenapa kamu selalu acuh tak acuh sama aku gi? Kenapa kamu gak coba berteman dengan aku?” kata raya

            “aku malu, aku takut aku takut kamu gak mau temenan sama aku karna sudah ada galang yang menurut kamu baik. Kamu pasti gak akan ngebutuhin aku. Sekarang kamu udah tau yang sebenrnya?” kata gilang

            “ aku sangat berharap sama galang, bukan kamu. Dan ternyata janji galang itu semua rekayasa kamu aja, kamu bener-bener orang terjahat yang pernah aku kenal gi. Aku benci kamu!!” kata raya sambil menangis meraung-raung dan langsung lari, dan pergi ninggalin gilang

            Gilang ngearsa bersalah, gilang bener-bener ngerasa orang terjahat saat itu.

            “lu bego lang!! bego!” kata gilang pada dirinya sendiri

            Ternyata gilang lah orang yang di butuhkan raya, gilang selalu ada di tangis raya, sedangkan galang ada pada saat raya tersenyum bahagia. Gilang yang selalu mengusap air mata raya, sedangkan galang yang selalu tertawa bersama raya. Gilang yang membuat senyum di wajah raya setelah dia menangis, tapi galang yang menikmati jerih payah gilang untuk raya tersenyum. Dan….. gilang yang berjanji akan menikahi raya suatu saat, tapi galang lah yang di harapkan raya untuk menepati janji itu.

            Ini gak adil untuk gilang, tapi dia ikhlas agar raya selalu tersenyum. Gilang lah yang di deskripsikan raya sebagai mimpi dimana raya belum sempat tertidur, gilanglah embun yang menetes untuk raya saat hari masih gelap, gilanglah kata dimana raya belum mengenal huruf, gilanglah masa depan raya, jika sesuai janji mereka. Ternyata gilang lah orangnya! Raya gak pernah menyadari. Raya hanya melihat galang saja.

            Tentu mengetahui kenyataan itu, raya sangat shock, raya belum bisa terima. Raya sudah menetapkan pilihan pada galang tapi itu semua sia-sia. Raya jadi sakit karena keadaan psikis yang mengejutkan itu, sementara pertunjukan besar akan di adakan 3 hari lagi. Raya sakit parah. Ternyata raya mengidap penyakit gangguan syaraf sejak lama. Raya mengidapSindrom Gulliain Barre. penyakit yang membuat kekebalan tubuh menyerang saraf. Dan sebenarnya raya tidak boleh mengalami depresi, atau shock yang berat. Di hari yang istimewa raya tetap harus tampil di pertunjukan. Raya menganggap jika dia tidak tampil dengan alasan sakit, itu sangat terlihat tidak professional. Raya tetap akan menari hari ini.

            Tiba waktunya raya memepertunjukan tariannya, raya di balut baju berwarna hijau tosca, raya sangatlah cantik, raya bagaikan ratu kerajaan yang sedang berbicara melalui tarian. Tidak terlihat raya sedang sakit saat itu. Raya sangaatlah professional.

            Tapi sebelum raya menyelesaikan seluruh tariannya, raya pun ambruk. Raya tidak bisa melawan kondisinya yang sangat buruk.

            Terdengar teriakan dari berbagai penjuru di auditorium itu, semua kaget melihat raya yang tiba-tiba tidak sadarkan diri. Dan akhirnya raya di bawa ke rumah sakit. Raya benar-benar memburuk.

            Dokter bilang raya akan lumpuh, karena penyakit nya menyerang bagian kaki. Raya tidak akan bisa menari lagi. Orangtua raya pasrah dengan keadaan raya.

            Yang paling ngerasa bersalah adalah gilang. Galang, yura, gilang dan teman-teamn raya yang lain sangat lah sedih. Tapi yang paling terpukul jelas lah gilang.

            “ay, aku minta maaf ay…” kata gilang pada saat menjenguk raya

            Raya hanya diam, tanpa melihat ke arah gilang.

            “mending kamu tampar aku ay, daripada kamu diem kayak gini!”

            *PLAAAAAK!! Raya menampar gilang. Gilang pun terdiam dan menunduk.

            “aku benci kamu gi!!” kata raya singkat sambil meneteskan air mata

            “jika dengan ngebenci aku kamu seneg, kamu bahagia, aku mau kamu benci ay. Aku siap untuk mengusap air mata kamu lagi ay kayak dulu, kamu nganggep aku galang pun aku siap. Aku mau ay bersama kamu sampai nanti, selamanya. Minggu depan aku ke paris, aku akan ngusahain kamu untuk jalan agar kamu bisa ke paris sama aku.”

            “aku janji kamu bakal bisa jalan lagi ay, kata dokter Cuma keajaiban yang bikin kamu jalan lagi, dan aku akan berusaha cari keajaiban itu. Aku janji ay”

            Akhirnya sampai gilang dan beswan lain pergi ke paris, raya belum bisa jalan. Setahun berlalu, dan gilang pulang kembali ke Indonesia setelah belajar di paris selama setahun. Dan raya masih tetap sama, belum bisa berjalan.

            Gilang akan menepati janjinya pada raya. Gilang janji akan membuat raya berjalan, gilang akan mencari keajaiban untuk raya. Terapi pun sudah di jalankan, raya sudah lebih tenang dengan keberadaan gilang. Karena yang setiap hari dia liat ya gilang, sedangkan galang sudah menikah dengan riska. Dan yura menjadi fotographer untuk majalah mode internasional.

            Suatu hari raya sedang berada di halaman rumahnya, dan gilang menuju rumah raya, saat gilang akan menyebrang gilang hampir tertabrak mobil kijang milik tetangga raya.

            “GILAAAAANGGG!!! AWAAAASSS!” raya pun tiba-tiba berdiri dan berlari ke dekat pintu pagar. Dan gilang kaget. Selain kaget karna dia hampir tertabrak mobil dia juga kaget ngeliat raya bisa berdiri dan bahkan berlari.



            “RAYA! Kamu bisa berjalan? Kamu bisa!! Aku udah nemuin keajaiban itu!”

            Raya yang tersadar langsung lemas dan jatoh ke tanah. Karena di alam sadarnya kakinya belum kuat menopang tubuhnya. Tapi secara perlahan raya bisa berjalan lagi. Ternyata keajaiban itu adalah gilang. Raya sekarang menerima gilang. Raya sadar orang yang dia tunggu itu adalah gilang bukan galang.

            Di hari ulang tahun gilang, raya menuliskan kata-kata untuk gilang.

            Gilang, dulu aku buat puisi ini untuk galang. Tapi ternyata aku salah alamat, ternyata puisi ini untuk orang yang udah janji nikah sama aku sejak kita masih kecil, anak laki-laki yang ngasih aku pin power ranger nya buat aku. Gilang,     Kau adalah mimpi-mimpi dimana aku, belum sempat tertidur. Kau adalah air di saat aku belum kehausan. Kau adalah embun yang menetes saat hari masih gelap. Kau adalah kata disaat aku belum mengenal huruf. Kau datang di saat belum ku butuhkan. Kau hijau disaat aku masih menjadi kuning bahkan merah. Kau adalah tua disaat aku baru remaja. Kau sudah siapkan aku kepompong disaat aku baru saja menjadi ulat. Kau adalah mekar saat aku baru menjadi kuncup. Kau adalah B dimana aku masih berada di A. Kau adalah kebutuhanku, bukan sekedar orang yang berjalan disampingku. Kau pagi disaat aku masih baru mulai bermimpi. Itulah kamu yang selalu menyiapkan jalan untuk aku melangkah. Gilang, selamat ulang tahun ya… aku sayang kamu”



With love,

Raya.


No comments:

Post a Comment