Raya yang seorang
penari, sedang berada dihari yang bersejarah buatnya.
Raya
sedang mengikuti audisi untuk sebuah beasiswa. Ini penting untuk raya, raya
menantikan beasiswa ini dari dulu. Beasiswa ini diadakan untuk mencari
orang-orang yang berbakat di bidang seni. Dari mulai penari, penyanyi, pelukis,
sampai photographer. Ada 4 kategori beasiswa yang diberikan. Raya adalah salah
satu peserta yang diundang untuk mengikuti beasiswa ini.
Raya
seorang penari tradisional yang sangat cantik, Garaya Salsabila. Dia sangat
mempunyai bakat menari. Sampai pada akhirnya dia dapat undangan untuk mendapat
beasiswa ke Paris.
“Garaya,
coba kamu tampilkan satu tarian yang sangat ndah untuk jiwamu dan kami akan
bisa menilaimu.” Kata salah satu juri di depan raya
Raya mengangguk dan segera dia menampilkan tarian tradisional
dari daerah tanah sunda. Sebuah tarian yang menceritakan tentan kesenangan dan
tiba-tiba berubah menjadi kesedihan. Dengan tarian raya bercerita. Dengan
tarian raya seakan tertawa lalu menangis. Tarian raya begitu indahnya sampai
setelah dia selesai menari, para juri memberikan standing applaouse untuk raya.
Jelas raya berhasil mendapatkan beasiswa itu. Setelah proses
audisi selesai, raya dan para beswan lain dikumpulkan di satu karantina. Kita
sebut ini karantina seni. Betapa bahagianya jika kalian para pecinta seni
tinggal di tempat ini. semua yang mereka lakukan hanyalah tentang seni. Mereka
bisa menari, menyanyi dalam satu waktu yang bersamaan. Dengan seni mereka semua
menjadi hidup. Seni adalah jantung mereka. Raya yang terus berlatih membuat dia
makin handal memainkan seluruh elemen tubuhnya itu.
Dari kejauhan terlihat seorang pria
yang memperhatikan raya. Pria yang menjadi primadona di karantina ini. semua
wanita selalu senang jika di ajak bicara oleh pria ini. tapi entah kenapa raya
menganggap pria ini penggangu hidupnya. Pengganggu konsentrasi latihannya.
Karna tatapannya dan lensa kamera nya yang terus memotret raya itu yang buat
raya jadi gak fokus sama latihannya.
“huh! Sampe kapan kamu disitu dan
ngeganggu aku ! Aku butuh konsentrasi!” kata raya membentak pria itu.
“kau butuh konsentrasi dan aku butuh
inspirasi, kita seimbang kan?” kata pria itu dengan tenang
“cari lah inspirasi di tempat lain,
jangan disini!” kata raya dengan nada jengkel
“kalo aku gak mau gimana? Hah?”
“oke aku yang pergi!” kata raya
kesal
Pria itu hanya tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan
kepalanya. Dan tersenyum kecil, setelah melihat hasil jepretannya.
Lalu dia pergi mencari sudut untuk dia bisa meneruskan
latihannya yang sempet terhenti oleh pria menjengkelkan tadi. Sampai raya di
suatu sudut, tiba-tiba dia melihat seseorang.
“Galang? Kamu galang kan?” kata raya
pada seorang pria yang sedang duduk sambil menggambar suatu objek
Pria itu menengok, dan kaget mheliat
orang yang dulu sempat dikenalnya.
Raya dan galang pernah punya cerita
sewaktu mereka kecil.
“kalo nanti aku udah setinggi ayah,
aku mau nikah sama kamu. Kata ayah
laki-laki dewasa harus memilih satu wanita yang cantik untuk dinikahi.” Kata
galang
“emang nikah
itu apa lang? “ kata raya
“ aku juga gak tau nikah itu apa,
tapi kamu kan cantik, nah kamu juga wanita, jadi kayaknya aku akan nikah sama
kamu aja deh” kata galang
“iya aku juga deh nikah nya sama
kamu aja, emang yang nikah itu mesti setinggi ayah mu?” kata raya
“iya kalo aku udah setinggi ayahku,
baru nanti aku nikah sama kamu ya ay. Aku janji” kata galang lagi
“oh iya, kata ayah kalo orang
menikah itu harus punya tanda, nih aku punya pin power ranger, ini tanda aku
akan nikah sama kamu ya ay, “ lalu galang dan aya tersenyum
Itu sepenggal cerita mereka saat
mereka kecil dulu. Raya dan galang sangat polos saat itu, entah mereka mengerti
atau engga, mereka berjanji akan menikah jika sudah besar nanti.
Tapi nampaknya raya tidak bercanda
dengan kata-katanya itu, raya masih berharap galang lah yang akan menikahinya
nanti.
Raya dan galang sempat terpisahkan,
lantaran ayah raya yang seorang kepala polisi, dipindahtugaskan ke Sulawesi.
Raya memang sering pindah2 sekolah dan pindah rumah. Saat itu raya gak sempat
ngucapin selamat tinggal pada galang. Karna pada saat raya pindah galang lagi
berlibur ke luar kota sama keluarganya.
Mulai dari situ, raya tidak mau
punya teman lagi. Karena dia takut kalo harus melupakannya seperti galang. Jadi
teman raya semasa kecil yang masih raya ingat sampai saat ini ya galang
seorang. Dan sekarang dia bertemu lagi di karantina ini, bukan sesuatu yang
kebetulan kan?
“galang, kamu apa kabar? Aku kangen
kamu lang..”
“bukan, aku bukan galang, aku
gilang!” lalu gilang segera pun pergi meninggalkan raya
Gilang permadi. Adalah kembaran
Galang Prakoso. Raya akrab dengan galang tapi tidak dengan gilang. Sikap gilang
yang unfriendly membuat raya tidak suka padanya. Memang mereka kembar identik.
Dan raya sedih kenapa gilang yang dia temui, kenapa bukan galang.
“Hey, gilang tunggu sebentar!
Tunggu! Hey!” raya langsung mengejar gilang
“aku mau Tanya galang dimana? Aku
mau ngejelasin ke dia alesan aku kenapa aku gak pamit ke dia waktu itu, please
gilang, kasih tau aku dimana galang. Atau sekedar nomer teleponnya galang gitu?
Aku mohon gilang sama kamu” raya memohon
pada gilang
“galang marah sama kamu, dia benci
sama kamu. Mending kamu gak usah nanya-nanya tentang dia!” kata gilang dengan
wajah dingin dan lalu pergi meninggalkan raya
Gilang gak pernah berubah, selalu
sama. Datar dan dingin sikapnya sama raya. Raya hanya bisa menangis. Dan raya
gak tau kenapa dia bisa menangis. Mungkin dia merasa bersalah pada galang.
Akhirnya raya hanya bisa pasrah. Dan
satu-satunya jalan ketemu galang adalah gilang. Raya berusaha mendekati gilang.
Supaya dia mau ngasih tau dimana keberadaan saudara kembarnya tersebut.
Tapi raya juga harus fokus untuk
pertunjukannya minggu depan. Karena minggu depan adalah hari dimana semua beswan
menunjukan bakatnya sebelum mereka berangkat ke university of art di paris.
Di suatu tempat dekat danau raya
berlatih. Disitu cukup sepi, karena kebanyakan para penari berlatih secara
indoor. Tapi raya beda, raya ingin tempat yang tanpa batas untuk dia menari.
Gerakan tangan yang di kombinasikan dengan gerakan kaki yang indah, ngebuat
raya tampak sempurna. Dengan wajah khas tanah sunda, dan menarikan tarian dari
daerah asalnya tersebut, raya sungguh cantik. Seperti putri dari khayangan yang
sedang singgah di danau sebentar. Dimana ada putri itu sedang berbicara pada
dunia melalui tariannya. Dimana ada putri di situ pasti ada pangeran kan?
“bisa gak kamu jangan banyak gerak?”
kata seorang yang sama yang waktu itu mengganggu raya
“kamu tuh gak bisa liat orang
latihan dengan tenang ya? Kita dari bidang yang beda ya, jadi kamu ya fokus
dengan fotomu dan aku fokus dengan tarianku. Jangan saling mengganggu!” kata
raya kesal yang hampir jatuh karena di kagetkan oleh suara klik khas kamera
pria itu
“kalo Cuma diliat aku sama kameraku
doang aja kamu gerogi, gimana di malam pertunjukan nanti, ada 1500 orang yang
melihat show kamu! Aku sih gak ngerti tarian, nah kalo nanti, semua pekerja
seni datang, dari berbagai bidang. Pasti mereka ngerti gimana seseorang
perform, dengan baik atau engga. Kalo seorang performer gerogi, mereka juga
akan tau pastinya kan?” kata pria itu agak setengah mengejek
“hey Mr. ikut campur! Kamu gak usah
campuri urusan aku, urus urusan kamu sendiri, foto dan kamera mu, emang sudah
bagus? Hah?” kata raya yang benar-benar emosi
“makanya aku mau cari objek hidup
yang bagus, kamu lah yang paling mendekati sempurna disini. Eh jangan geer dulu
ya, muka kamu unik, jarang ada orang yang punya. Aku mau kamu jadi model
fotoku, gimana?”
“gak akan aku jadi model foto mu,
aku bisa alergi di foto oleh kamera usang mu itu!”
“wow, sombong sekali, berapa kali
kamu gatel-gatel selama disini?” Tanya pria itu lagi
“hah? Maksud
kamu apa?” Tanya raya bingung
“nih semua foto mu yang aku ambil
dari jauh dengan si jono ku ini” lalu pria itu ngasih setumpuk foto-foto raya
saat dia latihan, saat dia ngobrol, saat dia tertawa.
Raya terkejut, ngeliat itu. Ternyata
dia benar-benar menjadikan raya sebagai objek fotonya.
“ada 2 hal yang aku mau ngomong ke
kamu! Pertama, aku gak suka kamu ambil foto aku secara diam-diam begini. Kedua,
nama kamera mu itu gak menjaul banget. JONO!”
*ckreeek, tiba2 pria itu mengambil
foto raya saat dia lagi memasang tampang kesal.
“haha, kamu terlihat natural,
ekspresi ini yang belum aku punya, kenalin, aku yura. Kamu? Oh kamu Garaya
kan?” kata yura
“kamu tuh ngeselin banget ya,
ihhhhhh. Darimana kamu tau nama aku! Hah!”
“itu dari nametag kamu tuh, semua
orang bisa baca kok haha, yaudah ah aku udah dapet ekspresi yang bagus, cukup untuk
jepret-jepret nya hari ini. kamu jangan terlalu keras berlatih ya, garaya, gak
baik. Bye..” kata yura sembari mengacak2 lembut rambut raya. Dan pergi
meninggalkan raya yang hampir mati karna kesal, sambil bersiul ringan.
“iiiiiiiihhhhhhh bener-bener
ngeselin tuh orang!” raya yang masih kesal lalu melihat gilang melintas 100
meter darinya
Langsung mood nya berubah.
“lang! gilaaaaang!, tunggu.”
“apalagi sih!” kata gilang dingin
“kita makan siang bareng yuk, aku
mau ngobrol2 sama kamu. Mau ya?” kata raya
Tanpa kata tanpa ekspresi gilang
langsung pergi gitu aja dari hadapan raya. Raya pun sedih ngeliat hal itu. Dia
bener-bener dibuat kesal oleh 2 orang di karantina ini. yura dan gilang. Dia
semakin berharap bisa ketemu galang.
“lang, kamu dimana? Aku ngeliat
gilang disini, aku kangen kamu lang. aku
mau minta maaf sama kamu. Maafin aku lang….”
Bertumpuk2 kertas yang berisi
kata-kata maaf untuk galang. Setelah raya pergi ke Sulawesi, setiap harinya
raya menulis surat untuk galang dalam secarik kertas. Sudah berates-ratus
kertas untuk galang yang selalu raya bawa. Galang adalah cinta di hati raya.
Raya masih yakin suatu saat dia akan menikah dengan galang. Sesuai janjinya
pada galang, dan janji galang pada raya. Dan raya selalu membawa pin power
ranger yang galang kasih untuk raya waktu itu. Karena hanya itu, benda kenangan
untuk raya dari galang.
Pada saat makan siang di kantin
asrama.
“aku boleh duduk disini? Kata raya
pada gilang
Gilang acuh tak acuh pada raya. Dan
raya segera duduk, tanpa persetujuan gilang
Lalu raya mengeluarkan setumpuk kertas
yang ia tulis untuk galang.
“kalo kamu gak mau ngasih tau galang
dimana, aku mau titip ini untuk dia. Selama aku pergi, aku selalu tulis surat
untuk dia, surat yang gak pernah aku kirim ke dia. Karena aku gak berani aku
takut galang gak bales surat-surat aku ini.” kata raya
Gilang hanya mengangkat sebelah
alisnya saja, itu tandanya dia “agak” terkejut.
“aku mohon sama kamu gilang. Aku
Cuma minta kasih tau dimana galang, atau gak, nomer teleponnya galang.” Raya
memohon
Tapi orang yang gak di duga muncul.
Galang.
Ternyata galang ada di asrama ini juga.
Dia jadi beswan juga sama seperti gilang dan raya.
“ga. Ga.
Galang?” kata raya kaget
Galang pun kaget dan langsung
mendekat ke meja gilang dan raya.
“aku kok gak pernah liat kamu?”
Tanpa banyak kata galang memeluk
raya. Dan mereka meneteskan air mata rindu yang selama ini tertahan.
Tapi melihat hal itu gilang langsung
pergi tanpa sebab. Mungkin karena makanannya telah habis juga, dan dia gak mau
mengganggu sodara kembarnya juga.
“ini apa
ay?” galang menunjuk surat2 raya untuk dirinya
“ini semua, surat-surat buat kamu,
isinya permintaan maaf aku ke kamu. Karena aku gak pernah pamit sama kamu
lang.” kata raya
Galang bener-bener terkejut, galang
gak bisa berkata apapun. Galang meneteskan air mata. Tanda galang sudah
memaafkan raya, sejak lama.
“aku gak tau kamu di asrama ini
juga, gilang gak pernah cerita ke kamu?” kata raya
“aku sama gilang jarang ngobrol,
kita Cuma ngobrol seperlunya aja ay, ya kamu tau lah. Aku juga jarang banget
makan di kantin ini, aku biasanya makan di kantin depan. Jadinya gak pernah
sekalipun liat kamu ay” kata galang
“aku jarang makan di kantin juga lang,
seringnya aku makan di dekat danau atau di luar, aku sambil nyari inspirasi
gerakan untuk tarian aku. Pantes kita gak pernah ketemu ya, padahal udah 10
hari disini”
“oke jadi kita tau kan tempat ketemu
untuk kita dimana?” kata galang
“dikantin
jam makan siang!” kata raya dan galang berbarengan
Lalu canda tawa mereka terdengar
jelas. Mereka bahagia ketemu teman lama. Khususnya raya yang bahagiaketemu lagi
dengan galang. Cinta di hatinya. The one and only.
Galang yang telah berada di kamar,
membuka surat2 yang dikasih raya tadi siang. Surat-surat yang belum sempat
jatuh ke tangan tukang pos. tapi langsung di berikan ke galang.
Salah satu surat yang di ambil
galang secara ngacak. Ternyata tanggal itu hari dimana mereka berjanji akan
menikah saat mereka sudah besar nanti. Raya masih sangat tanggal itu, 7 juli
1997. Tanggal yang unik. Dan tanggal yang istimewa untuk raya dan galang.
“Jakarta, 7 Juli 2003.
Hai galang, kamu inget ini hari apa?
Ini hari tepat 6 tahun kita berjanji. Kamu masih inget kan janji itu lang?
semua memori kita selalu ada di hati dan otakku. Di hari istmewa ini aku mau
minta maaf untuk ke berapa ratus kalinya, karena aku gak bisa ngucapin
setidaknya “selamat tinggal” untuk kamu, karena waktu itu kamu lagi berlibur ke
bali. Dan tiba-tiba ayah ku harus pindah tugas kesulawesi. Sekarang aku udah
pindah lagi ke Jakarta. Kayaknya aku menetap di Jakarta deh lang. aku gak
pindah-pindah lagi. Kamu main ya kesini. Bandung-jakarta kan gak jauh, Hehe. Oh
iya, pin power rangers yang kamu kasih ke aku masih aku simpen loh sampe
sekarang. Dan terakhir aku mau ngasih kamu puisi gitu deh. Tadi di sekolah aku
suruh buat puisi, dan hasilnya seperti ini.
“Kau adalah mimpi-mimpi dimana aku,
belum sempat tertidur. Kau adalah air di saat aku belum kehausan. Kau adalah
embun yang menetes saat hari masih gelap. Kau adalah kata disaat aku belum
mengenal huruf. Kau datang di saat belum ku butuhkan. Kau hijau disaat aku
masih menjadi kuning bahkan merah. Kau adalah tua disaat aku baru remaja. Kau
sudah siapkan aku kepompong disaat aku baru saja menjadi ulat. Kau adalah mekar
saat aku baru menjadi kuncup. Kau adalah B dimana aku masih berada di A. Kau
adalah kebutuhanku, bukan sekedar orang yang berjalan disampingku. Kau pagi
disaat aku masih baru mulai bermimpi. Itulah kamu yang selalu menyiapkan jalan
untuk aku melangkah……………..”
Salam rindu
Garaya
Salsabila
Galang terharu baca surat dari raya. Tapi galang sedikit
bingung dengan surat ini.
Keesokkan
harinya pas jam makan siang….
“ay, aku baca surat kamu ini. emang
kita pernah janji apa ay?” kata galang
Raya terkejut mendengar kata-kata
galang. Ternyata galang lupa akan janjinya pada raya.
“ kamu gak inget lang? beneran gak
inget? Sama pin itu juga kamu gak inget?”
Galang menggelengkan kepala. Dan
raya terlihat sedih.
“hey garaya, hari ini si jono belum
ngeliat kamu nih! Aku boleh gabung kan?
Eh galang, boleh gabung kan lang?”
kata yura
“hey ra,
boleh lah. Sini gabung” kata galang
“kamu kenal lang sama Mr. ikut
campur ini? oh my god!”
“Dia temen
sekamar ku ay”
“oh jadi ini cewek cantik yang jadi
objek fotomu, yang gak pernah boleh aku liat? Hahaha dia mah temen kecilku ra”
kata galang
“hah? Kamu temen an dari kecil? Berarti
saingan aku berat dong ya?” kata yura
Raya masih
terlihat kaget
*cekreeek “nah ini yang paling aku
suka, wajah kamu unik ray, apalagi pas lagi kaget gitu” kata yura setelah
memfoto wajah kaget raya
“lang, aku udah selesai makannya!
Aku gak mood makan, bye galang” kata raya yang terlihat kesal dan lalu pergi
meninggalkan galang dan yura.
Raya menuju studio tari untuk
latihan rutin. Untuk mempersiapkan penampilannya yang tinggal beberapa hari
lagi. Raya berusaha semaksimal mungkin. Raya benar-benar matang dalam hal
tariannya. Raya terlihat indah dengan segala gerakannya yang beragam.
Setelah akan kembali ke asrama putri,
raya bertemu gilang di danau. Dari studio tari menuju asrama putri memang
melewati danau yang indah.
“ay! Raya! Tunggu!” panggil gilang
Raya kaget jarang sekali gilang mau
ngomong sama dia.
“eh, kenapa gilang?” kata raya kaget
“kamu buru-buru ga?” kata gilang
dengan tampang flat
“engga, tapi aku bau nih abis
latihan mau mandi dulu ya!” kata raya
Gilang langsung menarik tangan raya
dan duduk di dekat danau. Raya dengan terpaksa mengikuti gerakan gilang, raya
duduk di sebelah gilang
“kenapa sih kamu gilang?” kata raya
bingung
“kembaliin pin power ranger itu!”
kata gilang dingin
“hah? Kok kamu tau tentang pin itu?
Galang udah inget ya? Galang udah cerita ke kamu ya? “ kata raya bersemangat
“mau sampe kapan juga galang gak
akan tau soal pin itu, itu pin aku! Sekarang balikin!” kata gilang
Raya kaget, raya bingung. “maksud
kamu apasih? Pin itu galang yang kasih untuk aku”
“kamu masih belum ngerti juga ya oke
aku ceritain yang sebenernya dan kamu jangan banyak omong!” kata gilang dengan
tampang dingin
“waktu itu, kamu main kerumah aku
dan aku yakin kamu nyari galang. Waktu tanggal 7 juli itu galang lagi di ajak
ibu ke mall, aku kebetulan gak ikut. Dan kamu pasti sedih kalo kamu gak ketemu
galang, aku gak mau ngeliat kamu sedih. Jadi aku pura-pura menjadi galang. Aku
paling gak bisa liat kamu sedih ay” kata gilang
Raya terlihat kaget, dan raya
terlihat sangat kecewa
“kamu tau gak? Karena kamu, maksud
aku galang janji akan nikahin aku nanti suatu saat, dari situ aku sangat
berharap hal itu akan menjadi nyata, dan sekarang ternyata itu Cuma kebohongan
dan rekayasa kamu! Kamu bener-bener jahat gi!.... aku…” kata raya sambil nangis
Sebelum raya menyelesaikan
kalimatnya gilang langsung memeluk raya.
“menurut kamu siapa yang selalu
ngelap air mata kamu? Siapa yang ngejagain kamu? Siapa yang ngebela kamu waktu
kamu di ganggu sama geng nya dido? Siapa yang selalu buat kamu senyum setelah
kamu nangis, siapa yang selalu jadi back up nya galang kalo galang gak ada dan
kamu butuh dia? Siapa ay siapa? Galang emang selalu ada buat kamu? Galang itu
selalu ada buat senyum kamu tawa kamu canda kamu, dan aku yang selalu menikmati
tangis kamu, setelah aku buat kamu senyum galang lah yang selalu menikmati
senyum kamu. Aku sayang kamu, makanya waktu tanggal 7 juli itu aku janji suatu
saat akan nikah sama kamu. Aku yang selalu nunggu kamu balik ke bandung,
setelah kamu pergi gitu aja. Aku yang selalu mikirin kamu. Emang setelah kamu
pergi galang sedih? Galang gak pernah bener-bener ngerasa kehilangan kamu,
galang langsung nyari pengganti kamu. Dia juga sekarang udah punya pacar di
bandung. Namanya Riska, kalo kamu gak percaya kamu boleh Tanya langsung sama
dia ay!” kata gilang dengan penuh emosi bercampur di hatinya
“tapi kenapa kamu selalu acuh tak
acuh sama aku gi? Kenapa kamu gak coba berteman dengan aku?” kata raya
“aku malu, aku takut aku takut kamu
gak mau temenan sama aku karna sudah ada galang yang menurut kamu baik. Kamu
pasti gak akan ngebutuhin aku. Sekarang kamu udah tau yang sebenrnya?” kata
gilang
“ aku sangat berharap sama galang,
bukan kamu. Dan ternyata janji galang itu semua rekayasa kamu aja, kamu
bener-bener orang terjahat yang pernah aku kenal gi. Aku benci kamu!!” kata
raya sambil menangis meraung-raung dan langsung lari, dan pergi ninggalin
gilang
Gilang ngearsa bersalah, gilang
bener-bener ngerasa orang terjahat saat itu.
“lu bego lang!! bego!” kata gilang
pada dirinya sendiri
Ternyata gilang lah orang yang di
butuhkan raya, gilang selalu ada di tangis raya, sedangkan galang ada pada saat
raya tersenyum bahagia. Gilang yang selalu mengusap air mata raya, sedangkan
galang yang selalu tertawa bersama raya. Gilang yang membuat senyum di wajah
raya setelah dia menangis, tapi galang yang menikmati jerih payah gilang untuk
raya tersenyum. Dan….. gilang yang berjanji akan menikahi raya suatu saat, tapi
galang lah yang di harapkan raya untuk menepati janji itu.
Ini gak adil untuk gilang, tapi dia
ikhlas agar raya selalu tersenyum. Gilang lah yang di deskripsikan raya sebagai
mimpi dimana raya belum sempat tertidur, gilanglah embun yang menetes untuk
raya saat hari masih gelap, gilanglah kata dimana raya belum mengenal huruf,
gilanglah masa depan raya, jika sesuai janji mereka. Ternyata gilang lah
orangnya! Raya gak pernah menyadari. Raya hanya melihat galang saja.
Tentu mengetahui kenyataan itu, raya
sangat shock, raya belum bisa terima. Raya sudah menetapkan pilihan pada galang
tapi itu semua sia-sia. Raya jadi sakit karena keadaan psikis yang mengejutkan
itu, sementara pertunjukan besar akan di adakan 3 hari lagi. Raya sakit parah.
Ternyata raya mengidap penyakit gangguan syaraf sejak lama. Raya mengidapSindrom Gulliain Barre. penyakit yang membuat kekebalan tubuh menyerang saraf. Dan sebenarnya raya
tidak boleh mengalami depresi, atau shock yang berat. Di hari yang istimewa
raya tetap harus tampil di pertunjukan. Raya menganggap jika dia tidak tampil
dengan alasan sakit, itu sangat terlihat tidak professional. Raya tetap akan
menari hari ini.
Tiba waktunya raya memepertunjukan
tariannya, raya di balut baju berwarna hijau tosca, raya sangatlah cantik, raya
bagaikan ratu kerajaan yang sedang berbicara melalui tarian. Tidak terlihat
raya sedang sakit saat itu. Raya sangaatlah professional.
Tapi sebelum raya menyelesaikan
seluruh tariannya, raya pun ambruk. Raya tidak bisa melawan kondisinya yang
sangat buruk.
Terdengar teriakan dari berbagai
penjuru di auditorium itu, semua kaget melihat raya yang tiba-tiba tidak
sadarkan diri. Dan akhirnya raya di bawa ke rumah sakit. Raya benar-benar
memburuk.
Dokter bilang raya akan lumpuh,
karena penyakit nya menyerang bagian kaki. Raya tidak akan bisa menari lagi.
Orangtua raya pasrah dengan keadaan raya.
Yang paling ngerasa bersalah adalah
gilang. Galang, yura, gilang dan teman-teamn raya yang lain sangat lah sedih.
Tapi yang paling terpukul jelas lah gilang.
“ay, aku minta maaf ay…” kata gilang
pada saat menjenguk raya
Raya hanya diam, tanpa melihat ke
arah gilang.
“mending kamu tampar aku ay, daripada
kamu diem kayak gini!”
*PLAAAAAK!! Raya menampar gilang.
Gilang pun terdiam dan menunduk.
“aku benci kamu gi!!” kata raya
singkat sambil meneteskan air mata
“jika dengan ngebenci aku kamu
seneg, kamu bahagia, aku mau kamu benci ay. Aku siap untuk mengusap air mata
kamu lagi ay kayak dulu, kamu nganggep aku galang pun aku siap. Aku mau ay
bersama kamu sampai nanti, selamanya. Minggu depan aku ke paris, aku akan
ngusahain kamu untuk jalan agar kamu bisa ke paris sama aku.”
“aku janji kamu bakal bisa jalan
lagi ay, kata dokter Cuma keajaiban yang bikin kamu jalan lagi, dan aku akan
berusaha cari keajaiban itu. Aku janji ay”
Akhirnya sampai gilang dan beswan
lain pergi ke paris, raya belum bisa jalan. Setahun berlalu, dan gilang pulang
kembali ke Indonesia setelah belajar di paris selama setahun. Dan raya masih
tetap sama, belum bisa berjalan.
Gilang akan menepati janjinya pada
raya. Gilang janji akan membuat raya berjalan, gilang akan mencari keajaiban
untuk raya. Terapi pun sudah di jalankan, raya sudah lebih tenang dengan
keberadaan gilang. Karena yang setiap hari dia liat ya gilang, sedangkan galang
sudah menikah dengan riska. Dan yura menjadi fotographer untuk majalah mode
internasional.
Suatu hari raya sedang berada di
halaman rumahnya, dan gilang menuju rumah raya, saat gilang akan menyebrang
gilang hampir tertabrak mobil kijang milik tetangga raya.
“GILAAAAANGGG!!! AWAAAASSS!” raya
pun tiba-tiba berdiri dan berlari ke dekat pintu pagar. Dan gilang kaget.
Selain kaget karna dia hampir tertabrak mobil dia juga kaget ngeliat raya bisa
berdiri dan bahkan berlari.
“RAYA! Kamu bisa berjalan? Kamu
bisa!! Aku udah nemuin keajaiban itu!”
Raya yang tersadar langsung lemas
dan jatoh ke tanah. Karena di alam sadarnya kakinya belum kuat menopang
tubuhnya. Tapi secara perlahan raya bisa berjalan lagi. Ternyata keajaiban itu
adalah gilang. Raya sekarang menerima gilang. Raya sadar orang yang dia tunggu
itu adalah gilang bukan galang.
Di hari ulang tahun gilang, raya
menuliskan kata-kata untuk gilang.
“Gilang,
dulu aku buat puisi ini untuk galang. Tapi ternyata aku salah alamat, ternyata
puisi ini untuk orang yang udah janji nikah sama aku sejak kita masih kecil,
anak laki-laki yang ngasih aku pin power ranger nya buat aku. Gilang, Kau
adalah mimpi-mimpi dimana aku, belum sempat tertidur. Kau adalah air di saat
aku belum kehausan. Kau adalah embun yang menetes saat hari masih gelap. Kau
adalah kata disaat aku belum mengenal huruf. Kau datang di saat belum ku
butuhkan. Kau hijau disaat aku masih menjadi kuning bahkan merah. Kau adalah
tua disaat aku baru remaja. Kau sudah siapkan aku kepompong disaat aku baru
saja menjadi ulat. Kau adalah mekar saat aku baru menjadi kuncup. Kau adalah B
dimana aku masih berada di A. Kau adalah kebutuhanku, bukan sekedar orang yang
berjalan disampingku. Kau pagi disaat aku masih baru mulai bermimpi. Itulah
kamu yang selalu menyiapkan jalan untuk aku melangkah. Gilang, selamat ulang
tahun ya… aku sayang kamu”
With love,
Raya.
No comments:
Post a Comment