Semenjak Bima meninggal, Gina
tidak pernah senyum sedikitpun. Padahal sebelumnya Gina anak yang sangan ceria,
suka bercanda, dan selalu riang. Tapi Bima adalah senyuman Gina, Bima adalah
keceriaan Gina, Bima adalah segalanya untuk Gina.
Setahun yang lalu semenjak Gina
tahu, bahwa pacarnya, Satria, selingkuh dari dirinya. Satria tertangkap basah
sedang berjalan sama perempuan lain. Saat itu Gina, sangat sakit hati. Karena
Satria adalah orang yang paling dia sayang dan dia percaya. Satria dan Gina
sudah 2 tahun lebih berpacaran. Gina sudah menganggap Satria lah "orang
terakhir". Dia benar-benar serius dalam hubungannya dengan Satria.
Awalnya Gina dan Satria adalah
pasangan yang sangat serasi. Gina yang selalu mewarnai dunia Satria. Tapi
Satria selalu menganggap Gina itu acuh pada dirinya. Karena menurut Gina cara
untuk mencintai seseorang tidak perlu berlebihan. Cukup Gina yang tahu seberapa
besar cintanya pada Satria. Tidak perlu orang lain tahu. Cukup Gina saja, dan
Satria harus percaya akan hal itu. Begitu menurut Gina yang membuat Satria
merasa kalau Gina itu tidak serius. Padahal Gina lah yang selalu ada untuk
Satria. Gina lah yang benar-benar mencintai Satria. Tapi hati Satria terlalu
lemah untuk menangkap semuanya. Satria memilih untuk "diam-diam"
mencari perempuan lain. Yang menurutnya lebih mengerti dirinya. Lebih cantik
dari Gina, lebih perhatian dari Gina (menurutnya).
Dan hubungan yang sudah 2 tahun
itu, akhirnya selesai. Setelah, Gina menangkap basah, pada saat Satria bersama
perempuan lain. Dengan kesakithatian Gina yang sangat. Gina benar-benar
terpukul dan tidak percaya. Mereka tidak ada masalah apapun tapi tiba-tiba
Satria selingkuh dengan perempuan lain.
Mulai saat itu Gina tidak mau
untuk berpacaran dengan siapapun lagi. Gina benar-benar "broken
heart". Gina masih tidak percaya kalau Satria, orang yang disayangi nya
ternyata seperti itu. Satria tidak pernah mengeluh soal sikap Gina yang seperti
tidak peduli. Jadi Gina tidak pernah berusaha instrokpeksi diri.
Tapi jika Gina tidak pernah tahu
Satria selingkuh, mungkin Gina akan lebih sakit hati lagi. Itu yang selalu
dikatakan Gina setiap kali teringat oleh Satria dan kelakuannya itu.
Tapi untuk mencari orang lain
lagi, Gina belum bisa. Setelah itu, Gina pernah dekat dengan orang lain. Tapi
hatinya belum bisa memilih. Gina masih terlalu takut untuk "sakit
hati" lagi. Jadi semuanya hanya berakhir dengan kata "teman
saja".
Gina pun sudah bisa tersenyum
kembali, karena teman-temannya sering menghiburnya. Tetapi, Gina terkadang sesekali
mengingat Bima.
Setelah sebulan "tragedi
sakit hati Gina" dengan Satria,
Gina bertemu dengan seseorang. Pertemuannya cukup lucu. Gina akan di
kenalkan oleh temannya pada seseorang. Bisa dibilang, Gina mau dijodoh-jodohkan
oleh temannya.
"Gin, aku mau ngenalin kamu
sama temen ku gin. Nih liat foto nya, ganteng kan? Yakan? " Kata Mia,
temannya Gina
"Ah biasa aja, jelek malah!
Kamu ngapain sih ngejodoh-jodoh in aku gitu! Kamu juga belum punya pacar kan?
Dia buat kamu aja sana! Aku gak tertarik" kata Gina ketus
"Ihhh, pokoknya kenalan
dulu. Dia pelaut loh! Keren kan?"
"Keren apanya! Pelaut lag! Ihh
bau ikan! Bau air laut! Ihhh" kata Gina makin ketus
"Ah kamu liat dulu
orangnya! Kamu pasti suka deh, ya mirip-mirip deh sama Sat... Eh sorry"
kata Mia yang tidak sengaja menyebut nama Satria
" Apalagi mirip si Monyet
itu, makin jijik aku! " Kata Gina sedikit berteriak
Monyet adalah sebutan lelucon
Gina dan Mia untuk Satria.
"Maaf, Gin. Yaudah kalo kamu
gak mau. Eh temenin aku beli kado yuk buat mama ku besok kan dia ultah"
kata Mia mengalihkan pembicaraan
"Oh tante Dian, besok ulang
tahun? Yaudah aku juga mau cari kado deh" kata Gina
"Ih kamu gak usah kasih kado
lah. Ngerepotin aja. Kamu temenin aku aja"
"Ih siapa yang direpotin,
yaudah aku temenin kamu sambil aku juga mau cari kado juga. Mau di temenin apa
engga hayo?" Kata Gina meledek
"Iya deh iya"
Saat Gina dan Mia membeli hadiah untuk mamanya
Mia, tiba-tibaaa…
*bruuuk!!*
"Eh mas punya mata gak! Bisa
liat gak pake matanya! Ini minuman lo jadi ke baju gw kan!! Baju gw gak haus
mas!!" Kata Gina marah-marah
"Eh, Mia..." Kata orang
itu
Lalu tanpa peduli dengan Gina,
orang itu dan Mia bersalaman. Sepertinya mereka teman lama.
"Eh mas! Bukannya minta maaf
malah sok kenal lagi sama temen gw!! " Kata Gina yang terlihat sangat
kesal
"Gina sayang, jangan
marah-marah ya, ini nih temen. Aku yang aku ceritain tadi. Kenalin namanya
Bima"
" Bodo amat mau namanya
Bima kek, Bimo kek Bemo kek! Gak peduli! Intinya gantiin nih baju gw!"
"Nih, kamu ganti baju aja
ya, gak usah marah-marah" kata Bima sambil memberi bungkusan plastik.
"Heh ogah banget gw pake
baju lo! Ini baju cowo kan?" Kata Gina
"Itu baju cewe kok, udah
kamu ganti baju aja, gak usah marah-marah terus. Malu tuh diliat banyak
orang" kata Bima sambil tersenyum
Ngeliat senyum Bima yang manis,
Gina diam beberapa detik, dan menikmatinya.
Lalu dia sadar dia sedang marah.
"Udah Gina, kamu ganti baju
dulu ya" kata Mia yang juga tersenyum-senyum
"Awas, ya urusan kita belum
selesai! " Kata Gina sambil menunjuk-nunjuk Bima lalu bergegas ke toilet
untuk mengganti baju.
Ternyata kejadian ini sudah di
rencanakan oleh Bima. Tujuan Mia mengajak Gina ke mall, bukan sekedar untuk
membeli hadiah untuk mamanya. Tapi juga untuk mempertemukan Gina dan Bima. Lalu
Bima mendapatkan ide untuk membuat Gina marah agar Gina mau berkenalan dengan
dirinya. Jika tidak dengan hal ini, mungkin Gina tidak mau berkenalan
dengannya.
Setelah selesai mengganti
bajunya, Gina langsung menuju tempat yang tadi.
"Jadi ini rencana kamu kan
Mi? Orang ini kamu suruh kesini kan, pantesan daritadi aku nyium bau ikan
tuna!!!" Kata Gina yang masih kesal
"Aku gak tau kalau Bima
disini juga, beneran Gin, masa kamu gak percaya sama aku sih" Jelas Mia
sedang berbohong.
"Iya kok aku juga gak mau
ketemu nenek sihir kayak kamu, hiiii mimpi buruk banget!" Kata Bima
mengejek. Bima pun juga berbohong, Bima sangat mau bertemu dengan "nenek
sihir" itu. Bima benar-benar tertarik sama Gina.
"Heh! Enak aja! Udah
numpahin minuman ke baju gw! Lo bilang gw nenek sihir?!!! " Gina makin
kesal.
"Kan aku udah gantiin baju
kamu yang kotor tuh! Sekarang kamu gantiin minuman aku yang tadi belum aku
minum! Ayo ganti beliin sana!" Kata Bima meledek.
"Udah ah, jangan kayak anak
kecil sih. Bima juga nih, ngeledek temen aku terus! Kita makan aja yuk nih aku
udah pesenin buat kamu Gin" Kata Mia menengahkan mereka
"Hahaha, abis dia lucu sih
Mi. Marah-marah gitu kayak nenek sihir" kata Bima sambil tertawa
Gina makin jengkel. Dia hanya
bisa cemberut. Tanpa berbicara apapun.
"Harusnya kamu tuh liat
tadi mukamu, pas marah-marah" kata Bima sambil tertawa
"Aku mau pulang!!"
Kata Gina sambil mendebrak meja, yang membuat semua pengunjung mall itu melihat
ke arah Gina, Bima dan Mia.
Gina pun terlihat malu. Dan
tidak jadi untuk pulang karena terlalu malu. Akhirnya Gina, Bima, dan Mia
melanjutkan makannya kembali.
Karena Bima yang pintar membuat
suasana menjadi hangat. Gina pun sudah tidak kesal lagi. Dalam sejam saja, Gina
sudah bisa tersenyum karena lelucon-lelucon Bima yang lucu.
Semakin hari Gina semakin dekat
dengan Bima. Gina benar-benar melupakan Sat... Bagaimana cara menulis kata
Satria saja mungkin Gina sudah lupa.
Awalnya mungkin Bima adalah pelarian Gina dari
Satria. Tapi belakangan Gina sadar Satria adalah orang yang salah, dan Bima lah
orang yang sebenarnya Gina cari. Gina adalah tipe orang yang sangat mudah untuk
serius dengan orang. Setiap hubungannya, Gina selalu terlalu serius. Karena
Gina tidak suka melihat orang yang suka berganti pasangan dengan mudahnya. Jadi
setiap hubungannya Gina selalu menganggapnya serius.
Gina dan Bima tidak menyebut
diri mereka sebagai "kekasih". Gina tidak mau punya pacar seorang pelaut.
Karena pandangan orang tentang pelaut itu sangat lah negatif. Tapi Bima sudah
berjanji, tahun depan dia akan berkuliah, dan setelah selesai, dia tidak akan
menjadi pelaut lagi. Dan Gina setuju untuk menunggu sampai waktu itu tiba. Tapi
tetap saja, hati Gina sudah untuk Bima. Begitu pun sebaliknya. Tapi terhalang
oleh pekerjaan Bima.
Setelah 23 hari di jakarta, hari
ini Bima harus kembali berlayar. Gina pun sedih karena harus berpisah dengan
Bima.
"Aku janji setiap aku balik
ke Jakarta, aku bakal kabarin kamu. Kalau nanti di laut aku dapet sinyal
nyasar, aku langsung telepon kamu. Aku janji, aku janji Gina. Kamu jangan
sedih" kata Bima sebelum dia kembali berlayar
Gina hanya mengangguk dan
memeluk Bima. Dan saat itu adalah saat paling romantis untuk Bima dan Gina.
Hanya mereka yang tahu perasaan satu sama lain. Gina percaya 6 bulan lagi saat
Bima kembali, mereka akan bertemu.
6 bulan kemudian...
Gina dan Bima masih sering
komunikasi. Jika Bima sedang mendapatkan sinyal, sesuai janjinya Bima pasti menelepon
Gina untuk melepas rasa rindu nya. Karena di laut itu sinyal sangatlah susah.
Kecuali, kapal Bima bersandar di salah satu kota.
Hari ini, Bima kembali ke
Jakarta. Bima sudah tidak sabar bertemu Gina. Bima sangatlah rindu pada Gina,
begitupun Gina.
*toktoktok*
"Gina.. Coba buka pintunya.
Ibu lagi repot nih" kata ibu nya Gina
Dan Gina pun membuka pintu,
tanpa tahu siapa yang datang. Dan....
"Bimaaaaaa!!!!!!" Kata
Gina sambil memeluk Bima
Bima hanya tersenyum dan
membalas pelukan Gina yang hangat. Mereka melepas rindu mereka masing-masing.
"Ih bau ikan!" Kata
Gina mengejek.
"Bau ikan gini juga ganteng
kan?" Kata Bima menggoda
Tawa mereka terlepas
berbarengan. Hari itu hari yang special untuk Gina dan Bima.
Dan tiba-tiba hujan turun..
"Ujan-ujan gini makan sayur
sop buataan ibu enak nih," Kata Gina
"Iya nih, sop nya udah
siap... Yuk makan yuk." Kata ibunya Gina sambil menyajikan masakan yang
baru selesai dia masak.
Akhirnya mereka makan
bersama-sama. Dengan aura kebahagiaan yang ada, makanan apapun terasa enak
sekali.
Setelah selesai makan, hujan pun
belum reda.
"Kita mandi ujan yuk
Bim!" Kata Gina setelah melihat anak-anak kecil sedang bermain hujan di
depan rumahnya.
Uniknya Bima adalah, dia selalu
ingin membahagiakan Gina. Dia selalu ingin mewujudkan impian-impian gila Gina.
"Boleh gak bu, Gina main
ujan? " Kata Bima meminta ijin pada ibunya Gina
"Nanti Bima sakit
loh!" Kata ibunya Gina
"Engga kok bu, saya mah
jarang sakit" kata Bima
"Yaudah boleh," kata
ibunya sambil tersenyum dan menggeleng-geleng
Gina dan Bima langsung berlari
ke luar rumah, dan langsung bergabung dengan anak-anak kecil, yang sedang
bermain-main dengan hujan juga.
Gina benar-benar senang bertemu
Bima, yang tidak pernah menganggap impian-impiannya itu mustahil.
Setelah mereka bermain hujan,
dan bermain lumpur juga. Mereka langsung kembali kerumah untuk mandi. Karna
banyak jadwal "jalan-jalan" yang telah di rencanakan oleh Bima.
2 minggu pun telah berlalu, tapi
Gina masih shock atas kejadian yang menimpa Bima. Di kamarnya ia tidak sengaja
melihat baju yang pertama kali diberikan Bima untuknya. Lalu air matanya
mengalir deras. Sangat deras, dan makin deras setelah dia melihat kotak cincin dalam
lemarinya.
Sebelum Bima kembali berlayar
lagi, Bima mempunyai kejutan untuk Gina. Bima tahu Gina ingin sekali makan
malam romantis. Tapi Bima tahu Gina tidak punya satu gaunpun untuk dipakai jika
mereka candle light dinner. Karena Gina adalah anak yang sedikit tomboy. Jadi
Bima membelikan dress yang cantik untuk Gina. Tanpa tahu maksud nya, Gina
menerima saja hadiah cantik itu.
"Besok temenin aku ke ulang
tahun temen yuk, dress yang kemarin aku kasih di pake ya" kata Bima
"Siapa yang ulang
tahun?"
"Temen, besok aku
kenalin" kata Bima
Keesokkan harinya, ternyata bukan
ke ulang tahun temennya Bima. Ternyata Gina dibawa ke restoran romantis milik
temennya Bima. Restorannya sangat romantis. Gina tidak bisa berkata apapun.
Hanya diam dan kehabisan kata-kata.
"Aku tahu kamu mau candle
light dinner kan?, besok kan aku mau berlayar lagi. Biar kamu terus inget aku,
aku mau kasih kamu kejutan kecil-kecilan" kata Bima
"Aku gak minta sampe se-
istimewa ini Bim" kata Gina sedikit terharu
"Oh iya, sebelum aku ke
rumah kamu waktu kita main-main hujan itu. Aku beli ini buat kamu. Kita emang
gak pacaran, tapi aku mau kamu tahu, aku serius sama kamu. Ini cuma tanda
"keseriusan" aku ke kamu" kata Bima sambil memberikan suatu
kotak kepada Gina
Di kotak tersebut, ada cincin
yang cantik. Yang sepertinya pas untuk Gina.
Gina merasa sangat special. Bima
selalu berusaha membuat Gina merasa seperti itu. Tanpa sadar Gina pun
meneteskan air mata.
"Eh kamu kenapa nangis?
Jelek tau" kata Bima bercanda sambil mengusap airmata Gina.
"Ih, dasar bau ikan!
Ngeledek aku mulu!" Kata Gina
Terkenang kembali kejadian itu
di pikiran Gina. Gina benar-benar hancur. Gina benar-benar kacau. Mungkin Gina hampir
setengah gila.
Setelah membuka kotak itu Gina
tidak henti-hentinya menangis. Yang Gina tahu, dia berharap Bima bisa kembali.
Tapi itu tidak mungkin. Gina hanyalah berharap yang tidak mungkin.
"Besok aku kembali
berlayar, tapi aku janji 6 bulan lagi, aku bakal ke sini lagi. Dan kita bakal
main-main hujan lagi! Oke! Jangan sedih yaaa"
Kata-kata terakhir Bima sebelum
pergi untuk berlayar kembali besok.
* darling don’t be afraid i have loved you for a
thousand years i love you for a thousand more
* handphone Gina berdering, dan tertera nama "Bima" di layar hp nya.
Dan dengan cepat Gina mengangkat telepon dari Bima.
"Halooooo...." Kata Gina riang
"Hei, aku punya good news, loh" kata Bima
"Apa?"
"3harian lagi kalau cuaca
gak buruk kayaknya aku sampe jakarta...". Kata Bima
"Hah? Iyaaaa? Asiiiikk!" Gak perlu nunggu 6 bulan, doooong...
Ini baru 5 bulanan kamu berlayar. Diskon sebulan ya" kata Gina sambil
tertawa
"Iya di diskon, hehe..."
....
...
....
Setelah berbicara panjang, tiba-tiba Bima berkata "kamu gak deket
sama siapa-siapa kan Gin?" Kata Bima
"Hah! Mmmmm ada sih yang lagi deket sama aku sekarang, tapi tenang
aja kok Bim, aku gak akan tergoda sama mereka, aku nungguin popaye disini"
kata Gina bercanda
"Pokoknya aku gak ikhlas kalo kamu deket sama orang lain, pokoknya
kamu gak akan bisa deket sama cowo lain" kata Bima sambil tertawa
"Ihhh cemburu yaaaaa?" Kata Gina menggoda
"Ih engga cemburu, tau.. " Kata Bima
"Haha.. Bohong!......"
*tuuuuuut*
Dan tiba-tiba koneksi nya terputus. Sudah biasa seperti itu sedang
telepon tiba-tiba terputus.
"Asik, besok atau lusa ketemu Bima, yeyeye..." Kata Gina
berbicara pada dirinya sendiri.
Keesokan harinya,setelah Gina pulang kuliah, Gina dapet telepon dari
Bima.
"Halo... Kamu lagi dapet sinyal nyasar lagi ya?"
"Gina? Ini Rio, temennya Bima"
"Loh kok, hp nya Bima sama kamu?"
"Mmmm... Begini Gin, tadi Bima megang kemudi kapal, terus Bima tersengat
aliran listrik, Bima sekarang udah gak ada Gin. Maaf in gw ya Gina."
"Jangan bercanda ya Rio! Gak lucu!"
"Ini serius Gin, gw gak mungkin bercanda soal hal ini. Mungkin lusa
jasad nya Bima sampe Jakarta, maafin gw ya Gina. Assalamualaikum"
Gina gak percaya. Gina masih gak percaya. Apapun itu Gina benar-benar
gak percaya.
Gina nagis sejadi-jadinya. Gina teriak sekenceng-kencengnya. Sampai ibunya
ke kamarnya. Dan memeluk anaknya itu dengan erat.
Akhirnya jasad nya Bima tiba di rumah keluarga Bima. Dan akhirnya Gina
bisa terima setelah melihat jasad Bima.
Gina akhirnya bisa melepaskan kepergian Bima untuk selamanya. Ternyata
kesan terakhir yang bima tunjukan, itu adalah benar-benar "terakhir".
Dengan bantuan teman dan keluarganya Gina semakin tegar dan kuat. Gina
semakin lama, semakin terima keadaan nya, bahwa Bima sudah gak ada lagi. Bima
sudah tenang di alam sana.
Dan semenjak itu, Gina makin susah untuk jatuh cinta. Gina terlalu takut
untuk mencintai lagi. Gina hanya berharap, Gina di ijinkan lagi jatuh cinta
oleh Bima. Karena setiap Gina”dekat”
dengan orang lain, pasti selalu tidak berhasil. Tetapi Gina masih selalu
teringat Bima setiap saat.
“Mungkin kamu belum ikhlas kalo aku deket sama orang
lain ya Bim? Jadinya mau gimana juga, aku selalu gagal deket dengan orang lain”kata
Gina sambil meliah foto Bima yang selalu
ada di bawah bantalnya.
(for : iboo :’( )
No comments:
Post a Comment