Saturday, February 2, 2013

(Not) sad story..





   Semenjak Bima meninggal, Gina tidak pernah senyum sedikitpun. Padahal sebelumnya Gina anak yang sangan ceria, suka bercanda, dan selalu riang. Tapi Bima adalah senyuman Gina, Bima adalah keceriaan Gina, Bima adalah segalanya untuk Gina.
   Setahun yang lalu semenjak Gina tahu, bahwa pacarnya, Satria, selingkuh dari dirinya. Satria tertangkap basah sedang berjalan sama perempuan lain. Saat itu Gina, sangat sakit hati. Karena Satria adalah orang yang paling dia sayang dan dia percaya. Satria dan Gina sudah 2 tahun lebih berpacaran. Gina sudah menganggap Satria lah "orang terakhir". Dia benar-benar serius dalam hubungannya dengan Satria.
   Awalnya Gina dan Satria adalah pasangan yang sangat serasi. Gina yang selalu mewarnai dunia Satria. Tapi Satria selalu menganggap Gina itu acuh pada dirinya. Karena menurut Gina cara untuk mencintai seseorang tidak perlu berlebihan. Cukup Gina yang tahu seberapa besar cintanya pada Satria. Tidak perlu orang lain tahu. Cukup Gina saja, dan Satria harus percaya akan hal itu. Begitu menurut Gina yang membuat Satria merasa kalau Gina itu tidak serius. Padahal Gina lah yang selalu ada untuk Satria. Gina lah yang benar-benar mencintai Satria. Tapi hati Satria terlalu lemah untuk menangkap semuanya. Satria memilih untuk "diam-diam" mencari perempuan lain. Yang menurutnya lebih mengerti dirinya. Lebih cantik dari Gina, lebih perhatian dari Gina (menurutnya).
   Dan hubungan yang sudah 2 tahun itu, akhirnya selesai. Setelah, Gina menangkap basah, pada saat Satria bersama perempuan lain. Dengan kesakithatian Gina yang sangat. Gina benar-benar terpukul dan tidak percaya. Mereka tidak ada masalah apapun tapi tiba-tiba Satria selingkuh dengan perempuan lain.
   Mulai saat itu Gina tidak mau untuk berpacaran dengan siapapun lagi. Gina benar-benar "broken heart". Gina masih tidak percaya kalau Satria, orang yang disayangi nya ternyata seperti itu. Satria tidak pernah mengeluh soal sikap Gina yang seperti tidak peduli. Jadi Gina tidak pernah berusaha instrokpeksi diri.
   Tapi jika Gina tidak pernah tahu Satria selingkuh, mungkin Gina akan lebih sakit hati lagi. Itu yang selalu dikatakan Gina setiap kali teringat oleh Satria dan kelakuannya itu.
   Tapi untuk mencari orang lain lagi, Gina belum bisa. Setelah itu, Gina pernah dekat dengan orang lain. Tapi hatinya belum bisa memilih. Gina masih terlalu takut untuk "sakit hati" lagi. Jadi semuanya hanya berakhir dengan kata "teman saja".
   Gina pun sudah bisa tersenyum kembali, karena teman-temannya sering menghiburnya. Tetapi, Gina terkadang sesekali mengingat Bima.
  Setelah sebulan "tragedi sakit hati Gina" dengan Satria,  Gina bertemu dengan seseorang. Pertemuannya cukup lucu. Gina akan di kenalkan oleh temannya pada seseorang. Bisa dibilang, Gina mau dijodoh-jodohkan oleh temannya.
  "Gin, aku mau ngenalin kamu sama temen ku gin. Nih liat foto nya, ganteng kan? Yakan? " Kata Mia, temannya Gina
  "Ah biasa aja, jelek malah! Kamu ngapain sih ngejodoh-jodoh in aku gitu! Kamu juga belum punya pacar kan? Dia buat kamu aja sana! Aku gak tertarik" kata Gina ketus
  "Ihhh, pokoknya kenalan dulu. Dia pelaut loh! Keren kan?"
  "Keren apanya! Pelaut lag! Ihh bau ikan! Bau air laut! Ihhh" kata Gina makin ketus
   "Ah kamu liat dulu orangnya! Kamu pasti suka deh, ya mirip-mirip deh sama Sat... Eh sorry" kata Mia yang tidak sengaja menyebut nama Satria
  " Apalagi mirip si Monyet itu, makin jijik aku! " Kata Gina sedikit berteriak
  Monyet adalah sebutan lelucon Gina dan Mia untuk Satria.
  "Maaf, Gin. Yaudah kalo kamu gak mau. Eh temenin aku beli kado yuk buat mama ku besok kan dia ultah" kata Mia mengalihkan pembicaraan
  "Oh tante Dian, besok ulang tahun? Yaudah aku juga mau cari kado deh" kata Gina
  "Ih kamu gak usah kasih kado lah. Ngerepotin aja. Kamu temenin aku aja"
  "Ih siapa yang direpotin, yaudah aku temenin kamu sambil aku juga mau cari kado juga. Mau di temenin apa engga hayo?" Kata Gina meledek
  "Iya deh iya"

  Saat Gina dan Mia membeli hadiah untuk mamanya Mia, tiba-tibaaa…
  *bruuuk!!*
  "Eh mas punya mata gak! Bisa liat gak pake matanya! Ini minuman lo jadi ke baju gw kan!! Baju gw gak haus mas!!" Kata Gina marah-marah
  "Eh, Mia..." Kata orang itu
  Lalu tanpa peduli dengan Gina, orang itu dan Mia bersalaman. Sepertinya mereka teman lama.
  "Eh mas! Bukannya minta maaf malah sok kenal lagi sama temen gw!! " Kata Gina yang terlihat sangat kesal
   "Gina sayang, jangan marah-marah ya, ini nih temen. Aku yang aku ceritain tadi. Kenalin namanya Bima"
   " Bodo amat mau namanya Bima kek, Bimo kek Bemo kek! Gak peduli! Intinya gantiin nih baju gw!"
  "Nih, kamu ganti baju aja ya, gak usah marah-marah" kata Bima sambil memberi bungkusan plastik.
  "Heh ogah banget gw pake baju lo! Ini baju cowo kan?" Kata Gina
   "Itu baju cewe kok, udah kamu ganti baju aja, gak usah marah-marah terus. Malu tuh diliat banyak orang" kata Bima sambil tersenyum
  Ngeliat senyum Bima yang manis, Gina diam beberapa detik, dan menikmatinya.
   Lalu dia sadar dia sedang marah.
  "Udah Gina, kamu ganti baju dulu ya" kata Mia yang juga tersenyum-senyum
  "Awas, ya urusan kita belum selesai! " Kata Gina sambil menunjuk-nunjuk Bima lalu bergegas ke toilet untuk mengganti baju.
  Ternyata kejadian ini sudah di rencanakan oleh Bima. Tujuan Mia mengajak Gina ke mall, bukan sekedar untuk membeli hadiah untuk mamanya. Tapi juga untuk mempertemukan Gina dan Bima. Lalu Bima mendapatkan ide untuk membuat Gina marah agar Gina mau berkenalan dengan dirinya. Jika tidak dengan hal ini, mungkin Gina tidak mau berkenalan dengannya.
  Setelah selesai mengganti bajunya, Gina langsung menuju tempat yang tadi.
  "Jadi ini rencana kamu kan Mi? Orang ini kamu suruh kesini kan, pantesan daritadi aku nyium bau ikan tuna!!!" Kata Gina yang masih kesal
  "Aku gak tau kalau Bima disini juga, beneran Gin, masa kamu gak percaya sama aku sih" Jelas Mia sedang berbohong.
  "Iya kok aku juga gak mau ketemu nenek sihir kayak kamu, hiiii mimpi buruk banget!" Kata Bima mengejek. Bima pun juga berbohong, Bima sangat mau bertemu dengan "nenek sihir" itu. Bima benar-benar tertarik sama Gina.
  "Heh! Enak aja! Udah numpahin minuman ke baju gw! Lo bilang gw nenek sihir?!!! " Gina makin kesal.
  "Kan aku udah gantiin baju kamu yang kotor tuh! Sekarang kamu gantiin minuman aku yang tadi belum aku minum! Ayo ganti beliin sana!" Kata Bima meledek.
   "Udah ah, jangan kayak anak kecil sih. Bima juga nih, ngeledek temen aku terus! Kita makan aja yuk nih aku udah pesenin buat kamu Gin" Kata Mia menengahkan mereka
  "Hahaha, abis dia lucu sih Mi. Marah-marah gitu kayak nenek sihir" kata Bima sambil tertawa
  Gina makin jengkel. Dia hanya bisa cemberut. Tanpa berbicara apapun.
   "Harusnya kamu tuh liat tadi mukamu, pas marah-marah" kata Bima sambil tertawa
   "Aku mau pulang!!" Kata Gina sambil mendebrak meja, yang membuat semua pengunjung mall itu melihat ke arah Gina, Bima dan Mia.
   Gina pun terlihat malu. Dan tidak jadi untuk pulang karena terlalu malu. Akhirnya Gina, Bima, dan Mia melanjutkan makannya kembali.
   Karena Bima yang pintar membuat suasana menjadi hangat. Gina pun sudah tidak kesal lagi. Dalam sejam saja, Gina sudah bisa tersenyum karena lelucon-lelucon Bima yang lucu.
  
   Semakin hari Gina semakin dekat dengan Bima. Gina benar-benar melupakan Sat... Bagaimana cara menulis kata Satria saja mungkin Gina sudah lupa.
   Awalnya mungkin Bima adalah pelarian Gina dari Satria. Tapi belakangan Gina sadar Satria adalah orang yang salah, dan Bima lah orang yang sebenarnya Gina cari. Gina adalah tipe orang yang sangat mudah untuk serius dengan orang. Setiap hubungannya, Gina selalu terlalu serius. Karena Gina tidak suka melihat orang yang suka berganti pasangan dengan mudahnya. Jadi setiap hubungannya Gina selalu menganggapnya serius.
   Gina dan Bima tidak menyebut diri mereka sebagai "kekasih". Gina tidak mau punya pacar seorang pelaut. Karena pandangan orang tentang pelaut itu sangat lah negatif. Tapi Bima sudah berjanji, tahun depan dia akan berkuliah, dan setelah selesai, dia tidak akan menjadi pelaut lagi. Dan Gina setuju untuk menunggu sampai waktu itu tiba. Tapi tetap saja, hati Gina sudah untuk Bima. Begitu pun sebaliknya. Tapi terhalang oleh pekerjaan Bima.
   Setelah 23 hari di jakarta, hari ini Bima harus kembali berlayar. Gina pun sedih karena harus berpisah dengan Bima.
  "Aku janji setiap aku balik ke Jakarta, aku bakal kabarin kamu. Kalau nanti di laut aku dapet sinyal nyasar, aku langsung telepon kamu. Aku janji, aku janji Gina. Kamu jangan sedih" kata Bima sebelum dia kembali berlayar
   Gina hanya mengangguk dan memeluk Bima. Dan saat itu adalah saat paling romantis untuk Bima dan Gina. Hanya mereka yang tahu perasaan satu sama lain. Gina percaya 6 bulan lagi saat Bima kembali, mereka akan bertemu.
   6 bulan kemudian...
   Gina dan Bima masih sering komunikasi. Jika Bima sedang mendapatkan sinyal, sesuai janjinya Bima pasti menelepon Gina untuk melepas rasa rindu nya. Karena di laut itu sinyal sangatlah susah. Kecuali, kapal Bima bersandar di salah satu kota.
   Hari ini, Bima kembali ke Jakarta. Bima sudah tidak sabar bertemu Gina. Bima sangatlah rindu pada Gina, begitupun Gina.
   *toktoktok*
   "Gina.. Coba buka pintunya. Ibu lagi repot nih" kata ibu nya Gina
   Dan Gina pun membuka pintu, tanpa tahu siapa yang datang. Dan....
   "Bimaaaaaa!!!!!!" Kata Gina sambil memeluk Bima
   Bima hanya tersenyum dan membalas pelukan Gina yang hangat. Mereka melepas rindu mereka masing-masing.
   "Ih bau ikan!" Kata Gina mengejek.
   "Bau ikan gini juga ganteng kan?" Kata Bima menggoda
   Tawa mereka terlepas berbarengan. Hari itu hari yang special untuk Gina dan Bima.
   Dan tiba-tiba hujan turun..
   "Ujan-ujan gini makan sayur sop buataan ibu enak nih," Kata Gina
   "Iya nih, sop nya udah siap... Yuk makan yuk." Kata ibunya Gina sambil menyajikan masakan yang baru selesai dia masak.
   Akhirnya mereka makan bersama-sama. Dengan aura kebahagiaan yang ada, makanan apapun terasa enak sekali.
   Setelah selesai makan, hujan pun belum reda.
   "Kita mandi ujan yuk Bim!" Kata Gina setelah melihat anak-anak kecil sedang bermain hujan di depan rumahnya.
   Uniknya Bima adalah, dia selalu ingin membahagiakan Gina. Dia selalu ingin mewujudkan impian-impian gila Gina.
   "Boleh gak bu, Gina main ujan? " Kata Bima meminta ijin pada ibunya Gina
   "Nanti Bima sakit loh!" Kata ibunya Gina
   "Engga kok bu, saya mah jarang sakit" kata Bima
   "Yaudah boleh," kata ibunya sambil tersenyum dan menggeleng-geleng
   Gina dan Bima langsung berlari ke luar rumah, dan langsung bergabung dengan anak-anak kecil, yang sedang bermain-main dengan hujan juga.
   Gina benar-benar senang bertemu Bima, yang tidak pernah menganggap impian-impiannya itu mustahil.
   Setelah mereka bermain hujan, dan bermain lumpur juga. Mereka langsung kembali kerumah untuk mandi. Karna banyak jadwal "jalan-jalan" yang telah di rencanakan oleh Bima.
   2 minggu pun telah berlalu, tapi Gina masih shock atas kejadian yang menimpa Bima. Di kamarnya ia tidak sengaja melihat baju yang pertama kali diberikan Bima untuknya. Lalu air matanya mengalir deras. Sangat deras, dan makin deras setelah dia melihat kotak cincin dalam lemarinya.
   Sebelum Bima kembali berlayar lagi, Bima mempunyai kejutan untuk Gina. Bima tahu Gina ingin sekali makan malam romantis. Tapi Bima tahu Gina tidak punya satu gaunpun untuk dipakai jika mereka candle light dinner. Karena Gina adalah anak yang sedikit tomboy. Jadi Bima membelikan dress yang cantik untuk Gina. Tanpa tahu maksud nya, Gina menerima saja hadiah cantik itu.
   "Besok temenin aku ke ulang tahun temen yuk, dress yang kemarin aku kasih di pake ya" kata Bima
   "Siapa yang ulang tahun?"
   "Temen, besok aku kenalin" kata Bima
   Keesokkan harinya, ternyata bukan ke ulang tahun temennya Bima. Ternyata Gina dibawa ke restoran romantis milik temennya Bima. Restorannya sangat romantis. Gina tidak bisa berkata apapun. Hanya diam dan kehabisan kata-kata.
   "Aku tahu kamu mau candle light dinner kan?, besok kan aku mau berlayar lagi. Biar kamu terus inget aku, aku mau kasih kamu kejutan kecil-kecilan" kata Bima
   "Aku gak minta sampe se- istimewa ini Bim" kata Gina sedikit terharu
   "Oh iya, sebelum aku ke rumah kamu waktu kita main-main hujan itu. Aku beli ini buat kamu. Kita emang gak pacaran, tapi aku mau kamu tahu, aku serius sama kamu. Ini cuma tanda "keseriusan" aku ke kamu" kata Bima sambil memberikan suatu kotak kepada Gina
   Di kotak tersebut, ada cincin yang cantik. Yang sepertinya pas untuk Gina.
   Gina merasa sangat special. Bima selalu berusaha membuat Gina merasa seperti itu. Tanpa sadar Gina pun meneteskan air mata.
   "Eh kamu kenapa nangis? Jelek tau" kata Bima bercanda sambil mengusap airmata Gina.
   "Ih, dasar bau ikan! Ngeledek aku mulu!" Kata Gina
   Terkenang kembali kejadian itu di pikiran Gina. Gina benar-benar hancur. Gina benar-benar kacau. Mungkin Gina hampir setengah gila.
   Setelah membuka kotak itu Gina tidak henti-hentinya menangis. Yang Gina tahu, dia berharap Bima bisa kembali. Tapi itu tidak mungkin. Gina hanyalah berharap yang tidak mungkin.
   "Besok aku kembali berlayar, tapi aku janji 6 bulan lagi, aku bakal ke sini lagi. Dan kita bakal main-main hujan lagi! Oke! Jangan sedih yaaa"
   Kata-kata terakhir Bima sebelum pergi untuk berlayar kembali besok.
   * darling don’t be afraid i have loved you for a thousand years i love you for a thousand more * handphone Gina berdering, dan tertera nama "Bima" di layar hp nya. Dan dengan cepat Gina mengangkat telepon dari Bima.
   "Halooooo...." Kata Gina riang
   "Hei, aku punya good news, loh" kata Bima
   "Apa?"
   "3harian lagi  kalau cuaca gak buruk kayaknya aku sampe jakarta...". Kata Bima
   "Hah? Iyaaaa? Asiiiikk!" Gak perlu nunggu 6 bulan, doooong... Ini baru 5 bulanan kamu berlayar. Diskon sebulan ya" kata Gina sambil tertawa
   "Iya di diskon, hehe..."
   ....
   ...
  ....
   Setelah berbicara panjang, tiba-tiba Bima berkata "kamu gak deket sama siapa-siapa kan Gin?" Kata Bima
   "Hah! Mmmmm ada sih yang lagi deket sama aku sekarang, tapi tenang aja kok Bim, aku gak akan tergoda sama mereka, aku nungguin popaye disini" kata Gina bercanda
   "Pokoknya aku gak ikhlas kalo kamu deket sama orang lain, pokoknya kamu gak akan bisa deket sama cowo lain" kata Bima sambil tertawa
   "Ihhh cemburu yaaaaa?" Kata Gina menggoda
   "Ih engga cemburu, tau.. " Kata Bima
   "Haha.. Bohong!......"
   *tuuuuuut*
   Dan tiba-tiba koneksi nya terputus. Sudah biasa seperti itu sedang telepon tiba-tiba terputus.
   "Asik, besok atau lusa ketemu Bima, yeyeye..." Kata Gina berbicara pada dirinya sendiri.
   Keesokan harinya,setelah Gina pulang kuliah, Gina dapet telepon dari Bima.
   "Halo... Kamu lagi dapet sinyal nyasar lagi ya?"
   "Gina? Ini Rio, temennya Bima"
   "Loh kok, hp nya Bima sama kamu?"
   "Mmmm... Begini Gin, tadi Bima megang kemudi kapal, terus Bima tersengat aliran listrik, Bima sekarang udah gak ada Gin. Maaf in gw ya Gina."
   "Jangan bercanda ya Rio! Gak lucu!"
   "Ini serius Gin, gw gak mungkin bercanda soal hal ini. Mungkin lusa jasad nya Bima sampe Jakarta, maafin gw ya Gina. Assalamualaikum"
   Gina gak percaya. Gina masih gak percaya. Apapun itu Gina benar-benar gak percaya.
   Gina nagis sejadi-jadinya. Gina teriak sekenceng-kencengnya. Sampai ibunya ke kamarnya. Dan memeluk anaknya itu dengan erat.
   Akhirnya jasad nya Bima tiba di rumah keluarga Bima. Dan akhirnya Gina bisa terima setelah melihat jasad Bima.
   Gina akhirnya bisa melepaskan kepergian Bima untuk selamanya. Ternyata kesan terakhir yang bima tunjukan, itu adalah benar-benar "terakhir".
   Dengan bantuan teman dan keluarganya Gina semakin tegar dan kuat. Gina semakin lama, semakin terima keadaan nya, bahwa Bima sudah gak ada lagi. Bima sudah tenang di alam sana.
   Dan semenjak itu, Gina makin susah untuk jatuh cinta. Gina terlalu takut untuk mencintai lagi. Gina hanya berharap, Gina di ijinkan lagi jatuh cinta oleh Bima. Karena setiap Ginadekat dengan orang lain, pasti selalu tidak berhasil. Tetapi Gina masih selalu teringat Bima setiap saat.
   Mungkin kamu belum ikhlas kalo aku deket sama orang lain ya Bim? Jadinya mau gimana juga, aku selalu gagal deket dengan orang lainkata Gina sambil  meliah foto Bima yang selalu ada di bawah bantalnya.

(for : iboo :(           )

No comments:

Post a Comment