Kinara...
"Andai
kamu tahu, apa yang aku rasakan. Aku ingin berteriak di depan wajah mu,
meneriakan aku sayang kamu dari awal kita bertemu. Berteriak, bahwa selama ini
wajahmu selalu ada di mimpiku. Dan berucap kamulah yang aku cari, kamulah yang
aku tunggu. Tapi itu mustahil, menatap mata mu saja aku tak bisa lebih dari 2
detik. Tapi matamu terlalu sayang untuk tidak di lihat. Tapi mataku terlalu
malu untuk melihatmu. Jadi aku hanya melihatmu dari jarak 5meter diantara kita
mungkin lebih. Detail sekali memang, ya aku selalu mengingat hal yang detail
tentangmu. Semua ucapan yang kamu katakan, jika kita berbicara aku selalu ingan
setiap kata nya. Aku juga ingat berapa kali kamu senyum setiap melihat ku. Aku
pun ingat berapa kali kamu tertawa setiap mendengar lelucon ku. Aku juga ingat
bagaimana senyummu terukir di wajahmu. Aku ingat berapa kali kamu membuat ku
kagum dengan kelebihanmu. Ya, aku selalu ingat hal yang mendetail tentang kamu,
walau tak banyak orang tahu. Hanya aku dan seperempat bagian hatimu juga
mungkin tahu. Sebagian lainnya menganggap itu hanya lelucon."
Setelah menulis itu di salah satu lembar kertas
dibukunya, Kinara merobeknya, lalu melipat sampai seperti gumpalan kertas yang
tak berarti, lalu membuangnya.
Memang cara terbaik untuk mencintai orang
secara diam-diam adalah dengan menyembunyikan perasaannya secara diam-diam
juga.
Entah sudah berapa banyak kertas yang
kinara buang. Terhitung sejak 2 tahun lalu Dia bertemu Gitara.
Gitara dan Kinara di pertemukan dalam sebuah
kelas semenjak 2 tahun lalu.
Entah apa yang ada di pikiran Kinara saat
bertemu orang itu.
Gitara adalah orang yang selalu ada di
mimpinya. Dan ternyata wajah itu nyata, wajah itu tidak hanya di mimpinya.
Sangat terkejut saat Kinara melihat Gitara untuk pertama kalinya.
Jauh sebelum bertemu Gitara, Kinara selalu
bermimpi tentang seseorang. Orang yang tidak pernah dia lihat. Dan mimpi itu
selalu sama setiap kali datang. Sesosok wajah yang Kinara yakin akan menjadi
masa depannya.
Dan tepat hari ini, Kinara bertemu dengan
wajah itu, Kinara hanya bisa diam dan tanpa kata-kata saat bertemu Gitara.
Selama 2 tahun Kinara pintar menyembunyikan
hatinya dari siapapun. Kinara hanya bercerita pada secarik kertas lalu
membuangnya. Selalu begitu sejak bertemu Gitara.
Gitara adalah anak yang pintar di
kelasnya. Anak dari seorang gitaris ini ternyata yang selalu ada di mimpi
Kinara.
Entah maksud apa, dan kenapa sesosok wajah
itu benar-benar nyata. Mimpi Kinara ternyata nyata, bukan fantasi atau khayalan
saja.
"
Hari ini adalah hari ulang tahun mu, yang berarti lusa adalah ulangtahun ku.
Apa kamu ingat kalau lusa adalah ulang tahunku? Tak ingat pun tak apa. Aku
sudah membuat kue ulang tahun untukmu. Tapi bodohnya aku, tak ada nyali untuk
aku berikan padamu. Menatap mu saja tak lebih dari 2 detik, bagaimana memberi
kue ini tanpa harus menatapmu? Apa aku bodoh? Apa aku dungu? Ah sudahlah, kue
ini aku simpan saja, biar aku dan bayang wajahmu yang tertinggal di mimpiku
semalam saja yang merayakannya. Merayakan ulang tahun "kita". "
Setelah membuat kue yang akan diberikan pada Gitara,
Kinara langsung menulis kata-kata itu lagi dalam secarik kertas. Tapi seperti
biasa, setelah selesai dia melipatnya lalu membuangnya.
Kinara juga tidak akan pernah memberikan
kue buatannya sendiri pada Gitara. Nyali Kinara hanya sebatas biji buah jeruk.
Dua tahun berturut-turut, Kinara hanya
merayakan ulang tahun Gitara hanya dengan dirinya sendiri sambil dia
membayangkan wajah Gitara yang tertinggal di pikirannya, sisa-sisa mimpi
semalam.
Kinara juga rajin mengumpulkan foto-foto
Gitara, entah bagaimana caranya dia bisa dapat foto-foto Gitara. Mungkin karena
dia suka sekali dengan fotografi, jadi teman sekelasnya sering memintanya untuk
mengabadikan momen-momen di kelasnya. Jadi dengan mudah dia bisa mendapatkan
foto Gitara secara eksklusif.
Semua foto-foto itu tersimpan rapih di
balik pintu kamarnya yang di tutupi oleh poster Taylor Lautner. Agar orang lain tidak ada yang tahu, ternyata
dibalik poster aktor ganteng kesayangannya, ada foto-foto orang yang hidup dari
mimpinya. Dia adalah Gitara.
Sampai suatu hari, bertepatan dengan
ulang tahun Kinara. Semua terungkap.
Gitara...
"Andai
kamu juga tahu, kalau aku tahu. Aku selama ini juga memperhatikanmu, sama
seperti kau memeperhatikan aku. Aku juga memimpikan mu seperti kau
memimpikanku. Aku sering menemukan catatan-catatan kecil mu di tempat sampah,
dan aku yakin itu adalah tulisanmu. Aku selalu ingat juga berapa kali kamu
tersenyum padaku, berapa kali kita tertawa bersama, dan selalu tidak lebih
dekat dari 5meter jarak kita. Aku juga mengingat hal mendetail tentangmu. Hari
ini adalah hari ulang tahunmu, dan aku ucapkan Selamat ulang tahun. Dan ini
adalah catatan diam2ku yang pertama untukmu. Dan aku berikan juga hadiah kecil
untukmu. Sebuah kalung yang tidak terlalu istimewa, tapi cukup cantik untukmu. Serta
catatan-catatan mu yang selama ini kamu buang, dan mungkin tidak lengkap, aku
kumpulkan dan aku tempel dalam sebuah buku, yang berjudul "catatan
diam-diam Kinara" dan mungkin ini bagus jika kamu jadikan sebuah novel. Dari
aku yang selalu ada di mimpi dan catatan-catatanmu.
-Gitara
Mesya Fachel- "
Kinara hanya bisa terkejut tanpa bisa berkata apapun,
melihat tulisan Gitara yang sengaja diselipkan di buku catatannya. Dan sekotak
hadiah berisi buku dan kalung yang indah di dekat tasnya.
Kinara menganggap ini hanya lelucon, ini
tidak nyata atau ini hanya mimpi. Tapi tidak, ini nyata, ini bukan lelucon, dan
ini adalah bukan salah satu mimpi Kinara. Gitara telah mengumpulkan beberapa
catatan-catatan yang dibuang Kinara. Catatan yang penuh akan namanya. Kinara
yakin dia telah menyimpan rapih rahasianya. Tapi ternyata tidak, Gitara telah
tahu. Entah harus senang atau marah, atau sedih, atau malu.
Keesokan harinya Kinara memberanikan diri
memakai kalung yang di berikan Gitara.
Sesampainya di kelas Kinara hanya melirik
pada Gitara, dan Gitara hanya tersenyum. Tanpa bicara.
Mereka masih terus mencintai secara
diam-diam satu sama lain. Tanpa ada orang tahu, tanpa satupun teman-teman
mereka tahu. Dan kini, "catatan diam-diam Kinara" berubah menjadi "catatan
diam-diam Ginara (gitakinara)". Dan mereka terus menyimpan catatan
diam-diam Ginara, dan tidak pernah sekalipun membuangnya.
The end .
No comments:
Post a Comment