Monday, February 25, 2013

My Cinderella Story



    
     Pernah kah kalian terjebak dalam khayalan atau imajinasi kalian sendiri?
     Pernahkah kalian berimajinasi sampai dijadikan ambisi untuk menjadi nyata?
     Jika belum, aku akan membagi kisah tentang imajinasi besarku.
     Dulu sekali waktu aku kecil, mungkin 15-17 tahun yang lalu, ibuku pernah bercerita tentang cinderella yang menemukan pangerannya lewat sepatu kacanya yang tertinggal, di cerita itu cinderella mempunyai peri yang bisa mengubah buah labu menjadi kereta kencana, yang bisa mengubah tikus-tikus menjadi kuda yang menarik kereta kencananya. Peri itu berkata kalau setelah jam 12 malam semuanya akan kembali seperti semula. Benar saja Cinderella menjadi upik abu kembali, setelah lonceng berbunyi yang tandanya sudah jam 12 malam tepat.
       Apakah sebelum jam 12 malam Cinderella itu hanya berimajinasi? Imajinasi yang diwujudkan seorang peri, apa itu hanya ilusi Cinderella. Dan kenapa sepatu Cinderella itu tertinggal? Apa ilusi dan imajinasi itu telah dibentuk oleh si ibu peri? Mengapa ukuran kaki seluruh wanita di kota itu tidak ada yang pas oleh sepatu yang ditinggalkan Cinderella? Apa seistimewa itukah ukuran kaki Cinderella? Mengapa pangeran tidak berkenalan dengan Cinderella? Sampai petunjuk satu-satunya menemukan Cinderella hanya dengan sepatu yang hanya tinggal sebelah?
      Mengapa? Ilusi dan imajinasi Cinderella menjadi nyata? Apa yang akan terjadi jika sepatu Cinderella tidak tertinggal? Apa yang akan terjadi jika peri itu tidak datang? Apa selama ini kita (para anak-anak) tidak mengetahui cerita sebenarnya yang dialami Cinderella. Apabila ternyata semua cerita itu hanyalah imajinasi Cinderella, atau imajinasi sang penulis sehingga anak-anak bermimpi agar menjadi Cinderella? Yang bisa bertemu pangeran berkuda putih yang gigih menemukan belahan jiwanya?
Siapakah pangeran itu? Apa pangeran itu tidak punya nama? Apa ada yang tahu nama sang pangeran? Apakah ini berarti setiap "Cinderella" mempunyai pangerannya masing-masing?
      Akibat sang penulis yang mengarang cerita Cinderella, inilah my Cinderella story.
     Aku bukan seorang upik abu, tapi aku seorang yang sedang berkhayal. Aku berkhayal mempunyai sepatu kaca yang cantik. Jadi kalau nanti aku melihat orang yang mirip pangeran, aku akan tinggalkan sepatuku di dekatnya. Agar nanti dia mencari ku.
      Sampai sekarang aku belum bisa menemukan sepatu kacaku, walau ada pangeran di dekatku saat ini. 3 tahun aku memperhatikan calon pangeranku. Dibalik meja ini aku selalu memperhatikannya, 3 tahun lamanya.
     Tahun pertama, di hari pertama aku melihatnya. Aku yakin dialah pangeran yang dikirim ibu peri untukku. Tapi, dia mendekap seorang Cinderella lain. Tapi tak apa, kupikir itu bukanlah Cinderellanya, akulah Cinderellanya. Bukankah sebelum bertemu Cinderella sang pangeran juga bertemu 1000 wanita lain?
      Setelah tahun kedua, aku masih melihat pangeranku menggenggam tangan wanita yang dia anggap itu adalah Cinderellanya. Tapi aku yakin, aku lah sang Cinderella mu hai pangeranku! Mengapa tak sedikitpun kau menoleh padaku.
      Hari demi hari sang pangeran berganti-ganti genggaman dan dekapan. Banyak sekali yang dia anggap Cinderella, tapi ternyata dia belum menemukan yang asli, karena Cinderella nya itu adalah aku. Akhir tahun kedua aku memperhatikannya, aku memberanikan diri untuk berbicara padanya. Pertama aku berdiri dihadapannya dan Cinderella palsu itu. Dia hanya melirik. Dan berlalu begitu saja.
      Dan esok harinya aku mencoba berbicara padanya, walau aku hampir ingin mati karenanya. Tapi tekad ku sudah bulat, aku harus meninggalkan sepatu di hadapannya, lalu berlari kencang, dan pasti dia akan mencariku.
       Tapi ibu peri ku belum tiba, siapa yang akan memberikanku sepatu kaca? Aku harus membuatnya sendiri! Aku lah ibu peri untuk diriku. Sesuai dengan yang aku bayangkan sepatu kaca ku jadi sudah. Aku taruh ini di hadapan sang pangeranku. Lalu aku berlari kencang. Seakan jam telah menunjukan jam 12 malam.
     Ternyata pangeranku tak mengejar aku. Dia hanya menyimpan sepatu kaca indah milikku.
     Dan lusa adalah tepat tahun ketiga aku memperhatikan pangeranku. Aku harus mendapatkannya. Aku harus memberitahunya bahwa akulah Cinderella nya. Akulah pemilik sepatu itu, akulah yang harusnya dia genggam tangannya, dia dekap erat saat hujan, dia kecup keningnya saat aku sedih. Bukan berbagai wanita yang selama ini dia genggam tangannya, dia rangkul tubuhnya. Dia usap airmatanya.
     Akhirnya tepat 3langkah dari hadapannya, aku berbicara
     "Hai pangeranku, aku lah Cinderella yang selama ini kamu cari, kaki ku lah yang pas dengan ukuran sepatu yang kamu temukan saat itu, akulah yang memperhatikanmu selama 3 tahun. Bersabar dan ikhlas melihat mu dengan wanita yang kamu anggap Cinderella mu, aku sabar sampai kamu menemukanku. Tapi, kamu tak kunjung mencariku. Kamu tak kunjung menemukanku, jadi cerita Cinderella yang selama ini aku ubah, Cinderella lah yang mencari pangeran, Cinderella lah yang sekarang menemukan pangeran. Dan itu kau dan aku"
    
    Pangeranku hanya terdiam. Dan hanya diam. Dia bingung, karna ini seperti bukan nyata untuknya. Dan dari kejauhan seorang wanita memakai sepatu kaca milikku, dan mempunyai pasangannya. Sekarang aku yang terkejut, aku yang menganggap ini bukan nyata.
     Dan memang,  ini hanyalah imajinasi Cinderella. Yang sedari tadi memperhatikan pangeranku, bersama Cinderella nya yang mengenakan sepasang sepatu kaca indah.
     Selama 3 tahun memang aku hanya bisa memperhatikan dari balik meja kashirku. Meja kerjaku, sambil berimajinasi tentang pangeranku yang selalu datang ke restoran tempatku bekerja. Imajinasiku, telah menjadi nyata di dunia khayalku. Dan kenyataannya, aku adalah imajinasi dalam tulisan ini.


Selesai..

Thanks for reading, semoga kita menemukan pangeran yang sedang membawa sebelah pasang sepatu kaca kita yang tertinggal. :)

Saturday, February 23, 2013

Catatan diam-diam Kinara..



Kinara...
     "Andai kamu tahu, apa yang aku rasakan. Aku ingin berteriak di depan wajah mu, meneriakan aku sayang kamu dari awal kita bertemu. Berteriak, bahwa selama ini wajahmu selalu ada di mimpiku. Dan berucap kamulah yang aku cari, kamulah yang aku tunggu. Tapi itu mustahil, menatap mata mu saja aku tak bisa lebih dari 2 detik. Tapi matamu terlalu sayang untuk tidak di lihat. Tapi mataku terlalu malu untuk melihatmu. Jadi aku hanya melihatmu dari jarak 5meter diantara kita mungkin lebih. Detail sekali memang, ya aku selalu mengingat hal yang detail tentangmu. Semua ucapan yang kamu katakan, jika kita berbicara aku selalu ingan setiap kata nya. Aku juga ingat berapa kali kamu senyum setiap melihat ku. Aku pun ingat berapa kali kamu tertawa setiap mendengar lelucon ku. Aku juga ingat bagaimana senyummu terukir di wajahmu. Aku ingat berapa kali kamu membuat ku kagum dengan kelebihanmu. Ya, aku selalu ingat hal yang mendetail tentang kamu, walau tak banyak orang tahu. Hanya aku dan seperempat bagian hatimu juga mungkin tahu. Sebagian lainnya menganggap itu hanya lelucon."
     Setelah menulis itu di salah satu lembar kertas dibukunya, Kinara merobeknya, lalu melipat sampai seperti gumpalan kertas yang tak berarti, lalu membuangnya.
      Memang cara terbaik untuk mencintai orang secara diam-diam adalah dengan menyembunyikan perasaannya secara diam-diam juga.
     Entah sudah berapa banyak kertas yang kinara buang. Terhitung sejak 2 tahun lalu Dia bertemu Gitara.
     Gitara dan Kinara di pertemukan dalam sebuah kelas semenjak 2 tahun lalu.
     Entah apa yang ada di pikiran Kinara saat bertemu orang itu.
     Gitara adalah orang yang selalu ada di mimpinya. Dan ternyata wajah itu nyata, wajah itu tidak hanya di mimpinya. Sangat terkejut saat Kinara melihat Gitara untuk pertama kalinya.
     Jauh sebelum bertemu Gitara, Kinara selalu bermimpi tentang seseorang. Orang yang tidak pernah dia lihat. Dan mimpi itu selalu sama setiap kali datang. Sesosok wajah yang Kinara yakin akan menjadi masa depannya.
      Dan tepat hari ini, Kinara bertemu dengan wajah itu, Kinara hanya bisa diam dan tanpa kata-kata saat bertemu Gitara.
      Selama 2 tahun Kinara pintar menyembunyikan hatinya dari siapapun. Kinara hanya bercerita pada secarik kertas lalu membuangnya. Selalu begitu sejak bertemu Gitara.
     Gitara adalah anak yang pintar di kelasnya. Anak dari seorang gitaris ini ternyata yang selalu ada di mimpi Kinara.
     Entah maksud apa, dan kenapa sesosok wajah itu benar-benar nyata. Mimpi Kinara ternyata nyata, bukan fantasi atau khayalan saja.
     " Hari ini adalah hari ulang tahun mu, yang berarti lusa adalah ulangtahun ku. Apa kamu ingat kalau lusa adalah ulang tahunku? Tak ingat pun tak apa. Aku sudah membuat kue ulang tahun untukmu. Tapi bodohnya aku, tak ada nyali untuk aku berikan padamu. Menatap mu saja tak lebih dari 2 detik, bagaimana memberi kue ini tanpa harus menatapmu? Apa aku bodoh? Apa aku dungu? Ah sudahlah, kue ini aku simpan saja, biar aku dan bayang wajahmu yang tertinggal di mimpiku semalam saja yang merayakannya. Merayakan ulang tahun "kita". "

     Setelah membuat kue yang akan diberikan pada Gitara, Kinara langsung menulis kata-kata itu lagi dalam secarik kertas. Tapi seperti biasa, setelah selesai dia melipatnya lalu membuangnya.
     Kinara juga tidak akan pernah memberikan kue buatannya sendiri pada Gitara. Nyali Kinara hanya sebatas biji buah jeruk.
     Dua tahun berturut-turut, Kinara hanya merayakan ulang tahun Gitara hanya dengan dirinya sendiri sambil dia membayangkan wajah Gitara yang tertinggal di pikirannya, sisa-sisa mimpi semalam.
      Kinara juga rajin mengumpulkan foto-foto Gitara, entah bagaimana caranya dia bisa dapat foto-foto Gitara. Mungkin karena dia suka sekali dengan fotografi, jadi teman sekelasnya sering memintanya untuk mengabadikan momen-momen di kelasnya. Jadi dengan mudah dia bisa mendapatkan foto Gitara secara eksklusif.
      Semua foto-foto itu tersimpan rapih di balik pintu kamarnya yang di tutupi oleh poster Taylor Lautner. Agar orang lain tidak ada yang tahu, ternyata dibalik poster aktor ganteng kesayangannya, ada foto-foto orang yang hidup dari mimpinya. Dia adalah Gitara.
       Sampai suatu hari, bertepatan dengan ulang tahun Kinara. Semua terungkap.

Gitara...
     
      "Andai kamu juga tahu, kalau aku tahu. Aku selama ini juga memperhatikanmu, sama seperti kau memeperhatikan aku. Aku juga memimpikan mu seperti kau memimpikanku. Aku sering menemukan catatan-catatan kecil mu di tempat sampah, dan aku yakin itu adalah tulisanmu. Aku selalu ingat juga berapa kali kamu tersenyum padaku, berapa kali kita tertawa bersama, dan selalu tidak lebih dekat dari 5meter jarak kita. Aku juga mengingat hal mendetail tentangmu. Hari ini adalah hari ulang tahunmu, dan aku ucapkan Selamat ulang tahun. Dan ini adalah catatan diam2ku yang pertama untukmu. Dan aku berikan juga hadiah kecil untukmu. Sebuah kalung yang tidak terlalu istimewa, tapi cukup cantik untukmu. Serta catatan-catatan mu yang selama ini kamu buang, dan mungkin tidak lengkap, aku kumpulkan dan aku tempel dalam sebuah buku, yang berjudul "catatan diam-diam Kinara" dan mungkin ini bagus jika kamu jadikan sebuah novel. Dari aku yang selalu ada di mimpi dan catatan-catatanmu.
    -Gitara Mesya Fachel- "
    
     Kinara hanya bisa terkejut tanpa bisa berkata apapun, melihat tulisan Gitara yang sengaja diselipkan di buku catatannya. Dan sekotak hadiah berisi buku dan kalung yang indah di dekat tasnya.
      Kinara menganggap ini hanya lelucon, ini tidak nyata atau ini hanya mimpi. Tapi tidak, ini nyata, ini bukan lelucon, dan ini adalah bukan salah satu mimpi Kinara. Gitara telah mengumpulkan beberapa catatan-catatan yang dibuang Kinara. Catatan yang penuh akan namanya. Kinara yakin dia telah menyimpan rapih rahasianya. Tapi ternyata tidak, Gitara telah tahu. Entah harus senang atau marah, atau sedih, atau malu.
      Keesokan harinya Kinara memberanikan diri memakai kalung yang di berikan Gitara.
      Sesampainya di kelas Kinara hanya melirik pada Gitara, dan Gitara hanya tersenyum. Tanpa bicara.
      Mereka masih terus mencintai secara diam-diam satu sama lain. Tanpa ada orang tahu, tanpa satupun teman-teman mereka tahu. Dan kini, "catatan diam-diam Kinara" berubah menjadi "catatan diam-diam Ginara (gitakinara)". Dan mereka terus menyimpan catatan diam-diam Ginara, dan tidak pernah sekalipun membuangnya.
     The end .

Tuesday, February 5, 2013

ini (mungkin) cerita nyata



Kejadian ini 8 tahun lalu.

........................................

     "Hai nama saya Arya, Arya Ramadhan" kata Arya ketika diminta memperkenalkan diri di depan kelas.

     "Hai semua, nama aku Tria Ramadhani" kata Tria yang juga diminta memeperkenalkan diri di depan kelas.

     "Cieeeeeeeee.... Kayaknya ada yang jodoh nih" celetuk seorang siswa di kelas itu.

     Tria dan Arya bukanlah anak kembar tetapi mereka mempunyai kemiripan nama, dan ternyata tanggal lahir mereka pun sama. Dan ini bukan sebuah kebetulan sepertinya.

     Ini adalah tahun ajaran baru, sekaligus sekolah baru untuk Tria dan Arya dan siswa baru lainnya.

     SMA Putra Bangsa adalah salah satu sekolah favorit. Dan sekolah itu juga punya banyak cerita untuk Arya dan Tria.

     Sudah menjadi agenda rutin, setiap siswa baru selalu mengikuti masa orientasi siswa. Dan Tria dan Arya termasuk siswa baru di SMA Putra Bangsa tersebut.

      "Siapa nama lo?" Kata seorang kakak kelas yang berlogat jawa.

      "Tria kak," kata Tria sambil tertunduk

      "Tria, ke ruang hukuman sekarang! Katanya lo buat salah ya!!! Jangan sok ya jadi anak baru!"

      Tria hanya diam, dan langsung menuju ruang hukuman, yang disediakan untuk siswa yang melakukan pelanggaran. Tria tidak merasa berbuat salah. Dia bingung kenapa dia harus ke ruang hukuman.

     "Misi ka" kata Tria

     "Oh lo Tria ya? Sini lo!" Kata seseorang kakak kelas yang cukup tampan.

     "Salah saya apa ya?" Kata Tria dengan polosnya

      "Salah lo itu udah buat Miko tergila-gila ama lo tuh!" Kata seseorang kakak kelas yang lain

     "Maksudnya?" Kata Tria bingung

     "Jangan dengerin dia, sini dulu gw mau nanya-nanya" Kata kakak kelas yang bernama Miko

     Memang masa orientasi siswa adalah ajang senior "mencari" junior.

     "Sini Tria, gw gak galak kok. Gw cuma mau kenalan sama lo! Gw Miko"

     "Tria ka"

     "Kalo abis selesai MOS gak usah panggil gw kakak lagi ya, kesannya tua banget. Hahaha oh iya nih " kata Miko sambil memberikan handphonenya kepada Tria

     "Hah? " Tria kebingungan

     "Masukin nomer handphone lo" kata Miko santai

     "Tria bingung, dan Tria menuruti saja apa maunya Miko

     "Gak terpaksa kan ngasih nomernya?" Kata Miko

    "Engga ka, saya boleh balik ke kelas?" Kata Tria

    "Yaudah boleh, makasih ya" kata Miko sambil tersenyum

     Miko adalah kakak kelas yang di sukai sebagian besar murid-murid perempuan. Tapi sayangnya Tria bukanlah salah satu dari sebagian besar itu. Tria tidak suka cara Miko yang menurutnya sangat norak.

     "Eh lo katanya kenalan ama ka Miko?" Kata teman Tria pada saat istirahat

     "Ah engga, kata siapa? Tadi gw dihukum. Siapa sih yang buat berita gitu? Gw gak suka!" Kata Tria sedikit kesal

     Tria memang sedang berbohong. Karena menurut dia berkenalan dengan Miko bukan hal yang harus dibanggakan. Dia hanya memperhatikan satu orang di sekolah ini.

      "Push - up!!!!!! 50 kali!!" Teriak seorang kakak kelas yang sedang menghukum siswa baru.

     "Heh! Lo! Jangan kayak banci! Push up yang bener!!!" Kata seorang kakak kelas lainnya kepada Arya.

      Tapi tiba-tiba...

      " Heh! Itu kenapa?" Kata Sisky seorang kakak kelas yang daritadi tidak marah-marah seperti yang lainnya. Dia hanya memperhatikan saja.

     Tiba-tiba Arya pingsan. Arya ternyata mempunyai penyakit. Yang tidak memperbolehkan dia untuk beraktivitas ekstrim.

     Akhirnya Sisky selaku ketua PMR dan kakak kelas yang lainnya membawa Arya ke UKS. Arya diberi pertolongan pertama. Tapi ternyata dia harus segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat.

     Melihat kejadian itu Tria dan teman-teman sekelas Arya yang lainnya terlihat sedih dan cemas.

     Akhirnya kegiatan MOS hari itu dihentikan. Dan Arya ternyata mendapat pertolongan yang tepat waktu. Jadinya Arya hanya bermalam di RS selama 2 hari.

     Dan setelah MOS berakhir secara bersamaan Arya sudah diperbolehkan pulang kerumah oleh dokter yang merawatnya.

    Arya hanya istirahat di rumah selama 2 hari saja. Arya takut jika dia harus ketinggalan pelajaran di sekolah.

     "Pagi ma" Kata Arya menyapa ibunya yang sedang menyiapkan sarapan pagi

     "Eh kamu udah bangun, loh kok kamu pakai seragam? Kamu belum boleh keluar rumah dulu! Sekolahnya mulai besok aja" kata mama nya Arya

     "Gak apa-apa kok ma... Aku udah sehat, sehat banget malah. Aku males di rumah gak ngapa-ngapain. Jadi aku udah ngerasa sehat jadinya aku sekolah aja ya, bye mama. Assalamualaikum" kata Arya yang buru2 berangkat ke sekolah sambil mengambil roti dan berpamitan dengan mamanya.

     Sesampainya di depan gerbang sekolah, Arya bertemu Sisky. Ketua PMR yang kemarin menolong Arya.

     "Arya!" Sapa Sisky dari kejauhan

     "Eh ka Sisky"

     "Kamu udah sembuh? Kalo masih belum fit, harusnya gak usah masuk dulu Ya" kata Sisky

     "Engga kok ka, saya gak apa-apa. Udah sehat. Hehe" kata Arya

     "Yaudah deh aku ke kelas duluan ya Ya, bye Arya" kata Sisky sambil melambaikan tangan kepada Arya

     "Iya ka, bye"

     Setibanya Arya di kelas, berbarengan dengan Tria. Ternyata Tria melihat Arya yang sedang berbicara kepada Sisky pada saat di depan gerbang tadi.

     "Cieeeee tadi yang ngobrol ama kak Sisky... Dia primadonanya  sekolah ini looohhh" kata Tria menggoda Arya

     "Eh, apaan sih! Bukannya ditanyain kabar gw kek, malah ngeledek" kata Arya sedikit jengkel

     "Eh marah dia mah! Hahahhaha. Gw yakin kok lo sehat! Jadinya gak perlu gw tanyain lagi gimana kabar lo! Klise banget!" Kata Tria sambil menuju tempat duduknya

     "Eh gw duduk dimana nih? Gw kan baru masuk!" Kata Arya pada temen-temennya

     "Tuh paling belakang kosong!" Kata Tria

     "Yah kok di belakang sih! Ngantuk yang ada gw!" Kata Arya mengeluh

      Tapi Arya tetap duduk di belakang bersama Wirya. Karna sudah tidak ada bangku kosong lagi.

     Semakin hari Miko semakin berusaha mendekati Tria yang terlihat sangat cuek pada Miko. Sedangkan murid-murid perempuan lainnya terlihat iri pada Tria.

     Sedangkan Arya yang akan di ajukan sebagai ketua ekskul basket jika naik kelas 2 nanti. Karena skill basketnya yang sangat baik itu juga diam-diam ditaksir oleh Sisky.

    "Eh Ya, tadi si Sisky minta nomer lo tuh sama gw. Boleh dikasih ga?" Tanya Tria pada saat mereka makan di kantin sekolah.

    "Loh, dia minta nomernya kok sama lo sih?" Kata Arya

     "Ya gak tau lah, malu kali kalo minta langsung sama lo! Lagian lu sih! Udah deket bukannya saling tukeran nomer handphone!" Kata Tria

     "Lo tau gw males sama Sisky, dia cantik sih, cantik banget malah. Tapi asal lo tau, gaya nya itu loh, terlalu cewe banget! Gw gak suka! Keliatan banget tuh cewe rempong banget" kata Arya sambil tertawa

    "Yaaahhh, payah lo mah Ya! Cewe cantik gitu di tolak! Huuuuu cemen!" Kata Tria meledek

    "Nah lo sendiri? Kurang apa coba si Miko noh! Tetep aja lu gak suka kan?"

    "Ih dia mah beda Ya! Keliatan banget player nya" kata Tria yang tiba-tiba unmood

    "Nah kan! Tampang bukan jaminan kan berarti!" Kata Arya

    "Iya sih.. Udah ah gak usah bahas mereka lagi ya" kata Tria

     

     "Harus nya kamu tau, sebenernya aku suka sama kamu...."

     "Eh udah bel ke kelas yuk! " Kata Tria

     Ternyata Arya menyimpan sesuatu di hatinya untuk Tria. Dari pertama mereka daftar di sekolah itu, Arya sudah memperhatikan Tria. Tapi Tria tidak pernah tahu.

      Sampai akhirnya mereka bertemu kembali di kelas yang sama pada tahun ajaran baru. Dan hal yang sama juga pada kelas 3.

     Tria dan Arya mungkin jodoh. Mungkin. Karena selama 3 tahun mereka dipertemukan di kelas yang sama.

    

     *teeeeeeeeeeet.....*. Bel pulang berbunyi. Dan seperti biasa sudah sebulan ini Tria dan Arya selalu pulang bersama karena mereka harus ke tempat bimbingan belajar yang sama.



     "Ya, kok lo gak pernah punya pacar sih di SMA? Ini tahun terakhir loh kita di sekolah ini, lo ketua basket, emang gak mau cari junior cantik ya?" Kata Tria pada saat di perjalanan menuju bimbel

     "Ah gak ah, males. Lah lo sendiri juga jomblo terus kan selama di sini! Udah lah sama-sama jomblo juga!" Kata Arya sambil cengengesan.

     "Sebenernya itu lo yang gw suka! Kenapa sih gak peka banget sih lo!"

      Sebenarnya mereka banyak sekali pengagum rahasianya. Tapi mereka berdua, sepertinya tidak tertarik untuk "berpacaran" selama SMA.

      Setelah belajar yang sangat serius. Tria dan Arya berhasil dalam Ujian Akhir mereka. Setiap sekolah pasti ada acara "coret-coretan" baju. Kebetulan sekolah mereka lulus 100%. Jadi di sekolah Putra Bangsa sangat bersuka cita hari itu. Tidak terkecuali Tria dan Arya.

     Arya akan mengungkapkan semua isi hatinya kepada teman tercantiknya itu. Saat ini juga, ya saat ini.

     "Ya, gw mau ngomong sama lo!" sambil menarik tangan Tria dan menjauh dari keramaian.

     "Kenapa? Serius amat nih kayaknya?" Kata Tria serius

     "Mmmmm... Dari waktu pendaftaran, entah sadar atau gak kita udah ketemu, terus ternyata kita sekelas, dan hebatnya lagi, kita sekelas sampe 3 tahun. Menurut gw itu berarti banget. Dan selama itu gw suka sama lo Ya! Gw suka sama lo TRIA!"

     Tria tidak bisa berkata-kata sejenak. Dia benar-benar terkejut mendengar itu.



     "Wow. Mmmmm gw juga nyadar kok kalo kita udah ketemu dari waktu pendaftaran, kita juga sekelas sampe 3 tahun. Itu luar biasa banget menurut gw. Dan percaya atau gak gw juga suka sama lo!" Kata Tria dengan sedikit gugup

     "Jadi kita?"

     "Kita jadian" kata Tria

     "Gw boleh meluk lo gak?"

     "Gw gak bilang gak boleh" kata Tria malu-malu



     Tiba-tiba.

     Arya yang sedang mencari teman tercantiknya itu, melihat Tria dan Wirya berpelukan. Arya sakit hati, ternyata orang yang di sukai Tria bukan lah Arya. Tapi Wirya.

     Wirya ternyata juga memperhatikan Tria pada saat awal ketemu Tria. Saat pendaftaran masuk sekolah di SMA ini Wirya juga berbarengan dengan Tria begitu juga Arya.

     Wirya juga sekelas dengan Tria selama 3 tahun. Begitu juga dengan Arya. Tapi bukan Arya tokoh utama di hati Tria. Wirya lah orangnya. Wirya yang mengalahkan ketampanan Miko. Dan Tria hanya menganggap Arya sahabat yang berarti buat dia.

     Arya langsung menjauh dari Tria dan Wirya. Arya berpura-pura tidak tahu tentang kejadian itu. Sampai akhirnya, pada saat pulang dari sekolah. Tria menceritakan kejadian yang sudah diketahui oleh Arya.

     "Aryaaaaa... Gw punya pacar doooong"

     "Siapa?" Kata Arya pura-pura kaget

     "Wirya.."

      "Wah selamat ya... Temen gw ada yang juga yang mau hahha" kata Arya sambil mencubit pipi Tria.

     "Aduh! Sakit tau! Lu cari pacar juga dong!!! Eh tau gak! Nanti di Jogja gak kita doang loh! Wirya juga keterima di UGM!! Jadi seru kan" kata Tria yang terlihat senang sekali.

    "Engga ah! Oh iya gw mau ke luar negeri Ya. Minggu depan gw berangkat" kata Arya

     "Hah? Kok lu baru ngomong ini sama gw? Kita kan mau kuliah di Jogja! Kan lo udah janji sama gw Ya!!! Kok lo jahat sih!" Kata Tria yang sangat terkejut

     "Iya maafin gw ya Ya, " kata Arya

     "Ih lo kok beneran jahat sih Ya!!! Yaudah nanti gw anter lo ke bandara." Kata Tria yang mencoba menerima.

     Arya sedang berbohong. Arya baru saja ingin mengurus kuliahnya di luar negeri karena dia mau melupakan Tria. Dia mengurungkan niat nya untuk berkuliah di Jogja bersama Tria. Dan sudah pasti dengan Wirya.

     Arya tidak memberi kabar kepada Tria. Jadi Tria tidak mengantar Arya ke bandara karena dia tidak tahu. Tria sangat sedih dan sedikit marah pada temannya itu. Karena pergi dan menghilang tidak ada kabar.

     "Happy birthday ya Tria!!" Kata ibunya Tria

     "Ih ngapain sih pake ada kue segala, emang aku masih kecil apa? Aku tuh udah 22 tahun bu!" Kata Tria yang baru saja bangun dan akan segera ke tempat kerja.

     "Ya gak apa-apa dong, kan kamu anak ibu satu-satunya yang paling cantik. Mau umurnya 22 kek 30 kek, selama ibu masih ada umur ibu selalu bikin kue buat kamu " kata ibunya Tria

      Hari ini adalah hari ulang tahun Tria, dan juga Arya.

     "Happy birthday sayaaaang" kata Tria

     "Happy birthday juga buat kamu" kata Arya yang sudah ada di depan rumah Tria.

      Setahun yang lalu setelah Arya pulang dari luar negeri, Arya berkata jujur pada Tria. Arya yang sangat menyayangi Tria ternyata tidak bisa melupakan Tria, meskipun telah ke luar negeri sekalipun. Akhirnya setelah Arya pulang dari luar negeri, Arya berkata jujur pada Tria dan akhirnya mereka sepakat untuk tunangan.

     Dan percayalah, cerita ini mungkin nyata. Dan bukan sekedar fiktif belaka. Mungkin kalau kita bilang sesuatu adalah kebetulan, sebenarnya itu adalah TAKDIR yang  telah direncanakan. Seperti Tria yang telah ditakdirkan bersama Arya.

     Sekian. :)