Buat Kamu Yang Aku Perhatikan Secara Diam-diam.
Berbicara dengan mu itu adalah hal terlangka buat aku. Baru sadar kalau kita gak pernah ngobrol sedikitpun. Sejauh ini hanya 3 kata yang keluar dari mulutmu. Itu pun hanya tentang matematika.
Kau fana untukku di dunia nyata. Tapi kau nyata di khayalku.
Entah kapan ketololan ini dimulai. Memperhatikan mu secara diam-diam dan tersenyum setelahnya adalah ketololan dari sebuah kebodohan buatku.
Entah apa juga yang buat aku bisa gila seperti ini. Berbicarapun gak pernah tapi kenapa bisa segila ini aku mengagumimu?
Aku ingin melihat matamu yang tertunduk dan ditutupi sehelai atau mungkin lebih poni mu yang terjatuh tidak sengaja.
Bisa saja aku berbicara sok kenal dan sok akrab dengan mu, tapi jika didepanmu aku kaku, dan ada suara menyerupai drum di dadaku. Entah apa namanya, mungkin kamu bisa menjelaskan?
Melihat kamu tersenyum di seberang sana saja aku sudah ikut tersenyum. Apalagi kalau aku bisa mendekapmu atau setidaknya aku berani untuk menyapamu. Tapi aku hanya berani senyum dibalik badanmu, dibelakang wajahmu. Tidak secara terang-terangan.
Bodoh ya? Memang.. Tapi kebodohanku mempunyai maksud. Maksud agar kamu terus aku kagumi, agar kamu terus aku perhatikan dengan kegriliyaanku.
Aku rela aku disebut tolol oleh semua orang, aku rela aku di sebut gila. Aku rela jika itu beralaskan nama kamu. Aku mungkin akan terus begini, sampai orang sedingin kamu berubah menjadi hangat.
Walaupun aku gak tau makhluk atau pemanas apa yang akan buat kamu menjadi hangat, atau kamu tersenyum untuk ku, sekali saja..
Bodoh? ya memang! Gila? Tentu saja!
Aku adalah orang gila terwaras yang masih mempunyai pikiran walaupun hanya memikirkan kamu....
No comments:
Post a Comment